Bisakah Jude Bellingham Jadi Kunci ‘Gaya Baru’ Real Madrid di Bawah Xabi Alonso?

Strategibola0-Sebagai seorang copywriter dengan pengalaman 20 tahun, saya telah menyaksikan bagaimana narasi sepak bola berkembang seiring perubahan taktik dan kepemimpinan. Kini, sorotan tertuju pada Bisakah Jude Bellingham Jadi Kunci ‘Gaya Baru’ Real Madrid di Bawah Xabi Alonso? Dengan kedatangan Xabi Alonso sebagai pelatih baru Real Madrid pada Juni 2025, klub ini memasuki era baru yang menjanjikan transformasi taktis. Jude Bellingham, bintang muda Inggris, menjadi pusat perhatian sebagai pemain yang berpotensi menjadi tulang punggung visi Alonso. Artikel ini akan mengupas peluang Bellingham menjadi kunci sukses gaya baru Real Madrid, tantangan yang dihadapi, dan bagaimana Alonso merancang peran untuknya.

Transformasi Taktis Xabi Alonso di Real Madrid

Xabi Alonso, mantan gelandang legendaris Real Madrid, membawa pendekatan modern yang terinspirasi dari kesuksesannya di Bayer Leverkusen, di mana ia memenangkan Bundesliga dan DFB Pokal 2023/2024 dengan gaya penguasaan bola yang dominan. Berbeda dengan pendekatan pragmatis Carlo Ancelotti, Alonso dikenal menyukai permainan yang agresif, terorganisir, dan berfokus pada pressing zona serta transisi cepat. Dalam konferensi pers perkenalannya, Alonso menegaskan pentingnya fleksibilitas taktis, dengan formasi seperti 4-3-3 atau 3-4-3 untuk memaksimalkan talenta skuad. Bellingham, dengan energi dan kemampuan serba bisanya, dianggap sebagai elemen sentral dalam visi ini.

Bisakah Jude Bellingham jadi kunci ‘gaya baru’ Real Madrid di bawah Xabi Alonso? Pertanyaan ini relevan mengingat peran Bellingham yang berubah-ubah di musim sebelumnya. Pada musim debutnya (2023/2024), ia mencetak 23 gol sebagai gelandang serang, namun performanya menurun tajam menjadi 14 gol di musim berikutnya setelah digeser ke posisi lebih dalam untuk mengakomodasi Kylian Mbappe. Alonso kini ditantang untuk menemukan posisi ideal bagi Bellingham tanpa mengorbankan keseimbangan tim.

Peran Bellingham dalam Skema Alonso

Alonso melihat Bellingham sebagai gelandang tengah yang dinamis, bukan hanya sebagai mesin gol. Dalam laga Piala Dunia Antarklub 2025 melawan Pachuca, Bellingham menunjukkan potensinya dengan mencetak gol dari lini kedua dalam formasi 4-3-3, meskipun situasi berubah menjadi 4-4-1 karena kartu merah. Alonso memuji kemampuan Bellingham untuk terlibat dalam build-up play dan menembus kotak penalti, menjadikannya “pemain fundamental” untuk proyek jangka panjang klub. Menurut Alonso, “Jude bisa bermain di posisi mana saja,” menyoroti fleksibilitasnya sebagai aset utama.

Namun, tantangan terbesar adalah mengintegrasikan Bellingham dengan bintang lain seperti Mbappe dan Vinicius Junior. Jon-Obi Mikel, mantan gelandang Chelsea, menegaskan bahwa Bellingham paling efektif saat datang dari lini tengah, memanfaatkan tenaga dan determinasi. Namun, kehadiran Mbappe di sisi kiri—posisi favorit Vinicius—menciptakan dilema taktis. Alonso harus meramu formasi yang memungkinkan Bellingham bersinar tanpa mengorbankan peran dua superstar lainnya.

Peluang dan Tantangan untuk Bellingham

Peluang

  1. Fleksibilitas Taktis: Bellingham, pada usia 21 tahun, memiliki kemampuan untuk bermain sebagai gelandang tengah, gelandang serang, atau bahkan sebagai pemain nomor 10. Ini selaras dengan pendekatan dinamis Alonso yang menuntut pemain beradaptasi selama pertandingan.

  2. Penguasaan Bola: Gaya Alonso yang menitikberatkan penguasaan bola (65%+ di Leverkusen) cocok dengan kemampuan Bellingham dalam distribusi bola dan membaca permainan.

  3. Mentalitas Kompetitif: Jiwa kompetitif Bellingham, seperti yang terlihat saat mencetak gol melawan Pachuca, membuatnya cocok sebagai pemimpin lini tengah Madrid.

Tantangan

  1. Persaingan di Lini Serang: Kehadiran Mbappe dan Vinicius membatasi ruang Bellingham untuk bermain lebih ofensif, berpotensi mengurangi produktivitas golnya.

  2. Penyesuaian Peran: Alonso menginginkan gelandang yang tidak turun terlalu dalam, melainkan aktif di area lawan. Ini menuntut Bellingham untuk lebih hemat energi, seperti yang disarankan Thomas Tuchel.

  3. Tuntutan Trofi: Di Real Madrid, ekspektasi selalu tinggi. Alonso harus memastikan Bellingham tampil konsisten di La Liga dan Liga Champions untuk memenuhi standar klub.

Strategi Alonso untuk Memaksimalkan Bellingham

Alonso tampaknya akan menggunakan Bellingham sebagai gelandang box-to-box dalam formasi 4-3-3 atau 3-4-3, memungkinkannya untuk berkontribusi dalam fase build-up dan serangan. Pernyataan Federico Valverde setelah laga melawan Pachuca menegaskan bahwa Alonso mendorong gelandang untuk “terus maju” dan menembus pertahanan lawan, sebuah peran yang cocok dengan gaya Bellingham. Selain itu, Alonso berfokus pada organisasi tim yang lebih kolektif, mengurangi ketergantungan pada individu seperti di era Ancelotti.

Untuk mengatasi dilema Mbappe dan Vinicius, Alonso mungkin akan bereksperimen dengan Bellingham di sisi kiri tengah atau sebagai pivot ganda bersama Eduardo Camavinga, memberikan keseimbangan antara kreativitas dan stabilitas. Pendekatan ini juga memungkinkan pemain muda seperti Arda Guler untuk lebih ekspresif dalam formasi Alonso.

Kesimpulan

Bisakah Jude Bellingham jadi kunci ‘gaya baru’ Real Madrid di bawah Xabi Alonso? Jawabannya bergantung pada kemampuan Alonso untuk menyeimbangkan talenta bintang dalam skuad. Dengan fleksibilitas, energi, dan kecerdasan taktisnya, Bellingham memiliki semua yang dibutuhkan untuk menjadi pusat gaya permainan Alonso yang agresif dan dominan. Namun, tantangan seperti persaingan posisi dan penyesuaian peran harus diatasi dengan cerdas. Sebagai seorang yang telah mengamati dinamika pemasaran dan narasi selama dua dekade, saya percaya Bellingham, di bawah bimbingan Alonso, berpotensi menjadi katalis kejayaan baru Real Madrid, mengembalikan dominasi di La Liga dan Eropa. Dengan Piala Dunia Antarklub 2025 sebagai panggung awal, semua mata tertuju pada bagaimana Bellingham akan mewujudkan visi Alonso.

Comments are closed.

Exit mobile version