Startegibola – Harapan besar sempat menyelimuti kedatangan Santiago Gimenez ke AC Milan. Publik San Siro menunggu aksi predator gol yang sebelumnya begitu buas bersama Feyenoord. Namun, awal petualangan striker asal Meksiko itu di Serie A justru berjalan lambat.
Dalam lima laga perdananya di Serie A dan Coppa Italia, Gimenez belum juga mencatatkan gol. Lawan-lawan seperti Bari, Lecce, Bologna, hingga Udinese sudah ia hadapi, tapi jala gawang lawan tetap sulit ia tembus. Satu-satunya kontribusinya sejauh ini hanyalah sebuah assist ketika Milan menghadapi Bari.
Kontras banget dengan kiprahnya di Belanda. Bersama Feyenoord, Gimenez menjelma jadi mesin gol. Dalam dua setengah musim, ia mencatat 105 penampilan dengan torehan 65 gol plus 14 assist. Angka itu cukup jadi bukti betapa tajamnya sang penyerang sebelum hijrah ke Italia.
Fabio Capello Ikut Heran
Situasi ini ternyata juga membuat Fabio Capello, legenda sekaligus mantan pelatih AC Milan, merasa heran. Menurutnya, tak masuk akal bila seorang striker dengan catatan gol spektakuler di Belanda tiba-tiba mandek di Serie A.
“Jujur saya tidak bisa menjelaskannya. Ia selalu mencetak gol di Belanda, bahkan tampil menentukan di Liga Champions. Selama di Rotterdam ia bikin lebih dari enam puluh gol. Tidak mungkin ia tiba-tiba lupa cara mencetak gol,” ujar Capello kepada Gazzetta dello Sport.
Capello mengingatkan, Gimenez bukan hanya produktif di Eredivisie, tapi juga pernah jadi pembeda di panggung Liga Champions musim lalu. Catatan itu seharusnya jadi garansi bahwa dirinya bisa bersaing di level kompetisi manapun.
Optimisme Masih Terjaga
Meski bingung, Capello tetap melihat ada secercah harapan. Ia menilai Gimenez masih punya naluri seorang predator. Hanya saja, sang striker butuh satu momen pemicu untuk mengembalikan kepercayaan dirinya.
Faktanya, meski belum mencetak gol, Gimenez masih rajin menciptakan peluang. Dalam tiap pertandingan, ia bisa mencatat dua hingga tiga kesempatan emas. Menurut Capello, itu pertanda positif.
“Masalah besar buat striker adalah ketika Anda tidak lagi punya peluang. Tapi Gimenez masih bisa menciptakan dua sampai tiga kesempatan setiap laga. Itu berarti instingnya masih ada. Saya yakin begitu ia mencetak gol pertama di Serie A, ia akan kembali berbahaya,” tambah Capello.
Beban Ekspektasi dan Adaptasi
Adaptasi memang jadi tantangan terbesar untuk banyak pemain yang datang ke Serie A. Tempo pertandingan yang lebih lambat, pertahanan rapat, serta tekanan publik bisa jadi faktor menghambat. Gimenez harus menghadapi semua itu dalam waktu singkat.
Namun, Milanisti masih percaya. Seperti yang dikatakan Capello, butuh satu momen spesial agar Santiago Gimenez bisa meledak. Bila gol pertama datang, besar kemungkinan striker 24 tahun ini akan menemukan kembali ketajamannya.
Menanti Gol Perdana
Kini, semua mata tertuju pada laga-laga berikutnya Milan. Publik menunggu kapan momen pecah telur itu tiba. Apakah di San Siro di depan Curva Sud? Atau justru di laga tandang penuh tekanan?
Yang jelas, AC Milan sangat berharap Gimenez bisa segera membayar ekspektasi. Ketajamannya bakal jadi kunci untuk ambisi Rossoneri bersaing di papan atas Serie A dan melangkah jauh di Liga Champions.
Satu gol saja bisa mengubah segalanya. Dan bagi Santiago Gimenez, itu bisa jadi awal dari perjalanan panjang yang gemilang di Italia.