Strategibola.com – Chelsea lagi-lagi jadi sorotan besar di sepak bola Inggris. Klub asal London Barat ini resmi diganjar 74 tuduhan oleh Federasi Sepak Bola Inggris (FA) terkait dugaan pelanggaran pembayaran agen antara 2009–2022. Sanksi yang menunggu pun tidak main-main, mulai dari denda besar sampai ancaman pengurangan poin di Premier League.
Kasus ini muncul setelah klub diambil alih oleh konsorsium Todd Boehly dan Behdad Eghbali pada 2022. Saat audit internal dilakukan, kepemilikan baru menemukan adanya transaksi keuangan yang tidak sepenuhnya transparan di era Roman Abramovich. Chelsea kemudian melaporkan temuannya ke FA, UEFA, dan Premier League.
Pembayaran Tersembunyi di Era Abramovich
FA menyoroti dugaan pembayaran “di bawah meja” untuk memperlancar transfer sejumlah pemain. Nama besar seperti Eden Hazard, Samuel Eto’o, dan Willian ikut terseret. Bahkan Eto’o dan Willian kala itu nyaris bergabung dengan Tottenham sebelum akhirnya berlabuh ke Stamford Bridge.
Sebagai catatan, UEFA sudah menjatuhkan denda £8,6 juta pada 2023, namun penyelidikan domestik tetap berjalan hingga akhirnya memunculkan 74 dakwaan resmi ini. Beberapa rival Chelsea bahkan menuntut hukuman lebih berat, bukan sekadar denda.
Ancaman Hukuman dan Sikap Chelsea
Jika terbukti bersalah, Chelsea berpotensi mendapat sanksi mulai dari denda besar, pembatasan transfer, hingga pengurangan poin. Klub diberi tenggat waktu hingga 19 September 2025 untuk mengajukan pembelaan resmi.
Dalam pernyataan klub, manajemen menegaskan mereka telah bersikap transparan. “Begitu akuisisi selesai, kami langsung menyerahkan temuan ke FA dan UEFA, serta memberi akses penuh terhadap dokumen klub,” tulis pernyataan resmi Chelsea.
Meski tuduhan merujuk pada era Abramovich, dampaknya akan langsung dirasakan skuad saat ini. Bagi fans, ini bisa jadi pukulan telak, apalagi Chelsea sedang berusaha bangkit di papan atas Premier League. Jika benar sampai ada pengurangan poin, musim 2025/2026 bisa jadi semakin berat. Di sisi lain, kasus ini juga memberi sinyal kuat bahwa otoritas sepak bola Inggris makin serius menindak praktik keuangan yang tidak transparan.