Strategibola-Pecco Bagnaia, juara dunia MotoGP 2023, secara tegas menyuarakan penolakannya terhadap penggunaan alat komunikasi radio di MotoGP. Ide ini, yang sempat dipertimbangkan oleh Dorna sebagai inovasi dalam balapan, dinilai Bagnaia justru menghadirkan potensi bahaya serius bagi para pembalap.
Bahaya Komunikasi Radio di Tengah Balapan
Bagnaia mengungkapkan bahwa keberadaan alat komunikasi radio dapat mengganggu konsentrasi pembalap, terutama saat menghadapi kecepatan tinggi dan tekanan kompetitif di lintasan. Ia menegaskan, balapan MotoGP sudah cukup berisiko, dan adanya gangguan komunikasi tambahan hanya akan meningkatkan kemungkinan kecelakaan.
Di lintasan, kami sudah menghadapi banyak faktor yang harus diperhatikan, mulai dari cuaca, kondisi ban, hingga strategi balap. Jika ditambah komunikasi radio, fokus kami justru akan terpecah,” ujar Bagnaia dalam salah satu wawancaranya.
Selain itu, pembalap Ducati ini juga menyoroti kemungkinan salah komunikasi yang dapat memengaruhi hasil balapan. Baginya, setiap keputusan harus sepenuhnya berada di tangan pembalap, tanpa intervensi langsung dari tim melalui radio.
Perbedaan MotoGP dengan Formula 1
Bagnaia menilai, meski alat komunikasi radio sukses diterapkan di Formula 1, situasi di MotoGP sangat berbeda. Dalam balapan motor, pembalap harus menggunakan seluruh indra mereka secara maksimal. Gangguan sekecil apa pun, seperti suara radio, dapat mengurangi kemampuan mereka dalam merespons situasi di lintasan.
“Mengendarai motor pada kecepatan lebih dari 300 km/jam membutuhkan fokus penuh. Kami tidak bisa mengambil risiko dengan menambahkan elemen yang bisa mengganggu,” tambahnya.
Dukungan dari Pembalap Lain
Pendapat Bagnaia ini juga diamini oleh sejumlah pembalap MotoGP lainnya. Banyak yang merasa bahwa penggunaan radio lebih cocok untuk olahraga dengan kendaraan tertutup, seperti F1, yang memberikan pembalap lebih banyak perlindungan fisik.
Meskipun demikian, beberapa pihak dari tim balap melihat potensi alat komunikasi radio dalam meningkatkan strategi balapan. Namun, pro dan kontra ini masih menjadi perdebatan di antara pembalap, tim, dan pengelola MotoGP.
Kesimpulan
Pecco Bagnaia dengan tegas menolak keras ide penggunaan alat komunikasi radio di MotoGP. Baginya, keselamatan dan fokus pembalap harus menjadi prioritas utama, tanpa adanya gangguan tambahan yang justru meningkatkan risiko.
Dengan pandangan tajam dari juara dunia MotoGP ini, pengelola MotoGP tampaknya harus mempertimbangkan kembali langkah mereka untuk mengimplementasikan alat komunikasi radio di masa depan.