strategibola – Inter Milan tampaknya ogah gegabah. Meski baru saja dibantai PSG 5-0 di final Liga Champions, manajemen klub tetap percaya penuh pada kekuatan inti skuad mereka.
Dikutip dari Gazzetta dello Sport, Inter memutuskan untuk mempertahankan lima pemain kunci: Lautaro Martinez, Alessandro Bastoni, Nicolo Barella, Federico Dimarco, dan Hakan Calhanoglu. Kelima nama itu dianggap sebagai pondasi utama yang belum bisa diganti siapa pun.
Meski Gagal di Final, Inter Masih Percaya
Kekalahan memalukan dari PSG jelas jadi tamparan keras. Tapi alih-alih membongkar tim, Inter justru ingin bangkit dengan skuad yang sama.
Lautaro dkk. diyakini masih punya semangat dan kualitas buat membalas kegagalan tersebut. Mereka bukan cuma bintang di lapangan, tapi juga pemimpin di ruang ganti.
Manajemen Inter sadar, mempertahankan tulang punggung tim bakal jauh lebih penting ketimbang menjual dan mulai dari nol lagi.
Rejuvenasi Iya, Bongkar Total Enggak
Rencana peremajaan skuad tetap berjalan. Tapi bukan berarti semua pemain lama akan disingkirkan.
Justru, Inter bakal mencari pemain muda untuk memperkuat kedalaman tim. Sementara para pemain senior, seperti Lautaro dan Calhanoglu, tetap diandalkan untuk menjadi mentor dan penggerak utama tim musim depan.
Daftar Pemain ‘Sakral’ di Inter
Berikut lima pemain yang jadi prioritas untuk dipertahankan:
-
Lautaro Martinez: Kapten sekaligus top skor tim. Meski diincar banyak klub, statusnya di Inter masih “tak tersentuh”.
-
Alessandro Bastoni: Tembok kokoh di lini belakang. Punya visi bermain dan ketenangan luar biasa.
-
Federico Dimarco: Full-back dengan kecepatan dan insting menyerang tajam.
-
Nicolo Barella: Gelandang pekerja keras dengan distribusi bola yang rapi.
-
Hakan Calhanoglu: Motor serangan yang jadi jembatan antara lini tengah dan depan.
Kelima pemain ini bukan cuma jago di atas kertas, tapi juga jadi wajah dari proyek jangka panjang klub.
Fokus Bangkit di Musim Baru
Dengan skuad inti tetap utuh, Inter kini mengalihkan fokus ke musim depan. Targetnya jelas: balas kegagalan dan kembali bersaing di level tertinggi, baik di Serie A maupun Liga Champions.
Pelajaran sudah diambil, evaluasi dilakukan, dan kini saatnya bangkit dengan lebih matang.
