Strategibola.com – Legenda Juventus, Alessandro Del Piero, angkat suara usai Bianconeri gagal menang atas Sporting Lisbon pada lanjutan Liga Champions 2025/2026 di Allianz Stadium, Rabu (5/11/2025) dini hari WIB.
Pertandingan berakhir imbang 1-1, hasil yang memperburuk posisi Juventus di klasemen grup.
Meski sempat diselamatkan oleh gol Dusan Vlahovic di babak pertama, performa Juventus menurun drastis di paruh kedua. Tim asuhan Luciano Spalletti gagal mempertahankan intensitas serangan dan terlihat kehabisan ide di lini depan.
Del Piero, yang menyaksikan laga tersebut, mengaku bingung dengan keputusan taktis Spalletti yang dinilainya tidak logis.
Spalletti Dianggap Salah Langkah

Pelatih baru Juventus Luciano Spalletti memberikan arahan kepada para pemain saat melawan Cremonese di lanjutan Serie A 2025-2026. (c) Alberto Marianii/LaPresse via AP
Menurut Del Piero, momen krusial terjadi pada menit ke-83 ketika Vlahovic ditarik keluar. Bukannya memasukkan striker murni seperti Jonathan David atau Lois Openda, Spalletti justru memilih Vasilije Adzic, seorang gelandang muda.
Posisi striker kemudian ditempati Kenan Yildiz, yang sebenarnya bukan penyerang murni.
Keputusan tersebut baru dikoreksi empat menit kemudian ketika Jonathan David dimasukkan — terlalu terlambat untuk memberi dampak nyata.
“Saya agak kecewa dengan 15 menit terakhir. Vlahovic digantikan, tetapi baik David maupun Openda tidak dimasukkan,” ujar Del Piero kepada Sky Sport Italia.
“Spalletti menempatkan Yildiz sebagai penyerang tengah, padahal dia bukan pemain nomor 9. Ini membuat saya bingung, mengingat Juventus sudah berinvestasi besar untuk mendatangkan David dan Openda.”
Del Piero menilai langkah tersebut menandakan kurangnya keberanian Spalletti dalam memaksimalkan potensi lini depan.
Ia menegaskan bahwa dalam situasi genting seperti laga ini, Juventus membutuhkan serangan langsung, bukan menambah gelandang di menit akhir.
Juventus di Ujung Tanduk
Hasil imbang kontra Sporting membuat Juventus baru mengoleksi tiga poin dari empat pertandingan fase grup.
Posisi mereka kini terpuruk di peringkat ke-13, tertinggal jauh dari dua tim teratas yang sudah membuka jalan ke babak 16 besar.
Dengan empat laga tersisa, peluang Juventus untuk lolos masih terbuka, tetapi jalan mereka terjal.
Spalletti membutuhkan minimal delapan hingga sembilan poin tambahan agar Bianconeri bisa bersaing untuk tempat di fase gugur Liga Champions.
Tantangan Berat Menanti
Jadwal padat menanti Juventus di fase grup berikutnya:
vs Bodo/Glimt – 26 November 2025
vs Pafos – 11 Desember 2025
vs Benfica – 22 Januari 2026
vs AS Monaco – 29 Januari 2026
Kemenangan di empat laga itu menjadi harga mati jika Juventus ingin bertahan di Eropa.
Kegagalan mengamankan poin penuh di dua laga berikutnya bisa membuat mereka harus puas turun ke kompetisi Liga Europa.
Spalletti Dapat Tekanan dari Publik dan Legenda Klub
Setelah komentar pedas Del Piero, tekanan terhadap Luciano Spalletti semakin meningkat.
Publik Turin mulai mempertanyakan strategi dan keputusan taktisnya, terutama dalam penggunaan pemain baru yang dinilai tidak efektif.
Kehadiran Jonathan David dan Lois Openda seharusnya memperkuat daya serang Juventus. Namun, minimnya waktu bermain membuat keduanya belum bisa menunjukkan performa terbaik.
Spalletti kini dihadapkan pada tuntutan besar: mengembalikan identitas menyerang Juventus sambil menjaga kestabilan pertahanan.
Jika hasil buruk berlanjut, bukan tidak mungkin masa depannya di Turin akan dipertanyakan lebih cepat dari yang diperkirakan.
Komentar tajam dari Del Piero menjadi sinyal keras bagi Spalletti bahwa Juventus tidak bisa terus bermain aman.
Dengan tekanan besar dari fans dan legenda klub, pelatih berpengalaman itu harus segera menemukan formula ideal agar Bianconeri tak terperosok lebih dalam di Eropa.
Pertandingan melawan Bodo/Glimt akhir November nanti akan menjadi ujian sesungguhnya — bukan hanya bagi Juventus, tetapi juga bagi Spalletti sebagai arsitek tim yang kini mulai kehilangan kepercayaan publik.





