Strategibola – Pecco Bagnaia pasrah terancam keluar dari empat besar MotoGP 2025 setelah gagal finis di GP Portugal. Sang juara dunia dua kali kini menatap musim 2026 dengan semangat baru bersama Ducati.
Musim MotoGP 2025 menjadi periode yang penuh ujian bagi Francesco “Pecco” Bagnaia. Juara dunia dua kali itu kini terancam terlempar dari empat besar klasemen akhir usai gagal tampil kompetitif di Grand Prix Portugal 2025 di Sirkuit Algarve, Portimao.
Bagnaia hanya mampu finis di posisi kedelapan pada Sprint Race, sebelum terjatuh dan gagal finis di balapan utama. Hasil ini membuatnya hanya membawa pulang dua poin dari Portugal — sebuah hasil yang sangat kontras dengan rivalnya, Marco Bezzecchi, yang tampil impresif dengan finis ketiga di Sprint dan merebut kemenangan di balapan utama.
Kini Bezzecchi naik ke peringkat ketiga klasemen dengan 323 poin, unggul 35 poin dari Bagnaia yang turun ke posisi keempat. Dengan hanya tersisa satu seri di Valencia (14–16 November 2025), peluang Bagnaia untuk merebut kembali posisi tiga besar nyaris mustahil.
“Bez jauh lebih pantas menempati posisi ketiga di klasemen daripada saya,” ujar Bagnaia kepada GPOne, dengan nada pasrah.
Musim 2025 yang Berat: Dari Juara Dunia Jadi Bayang-Bayang Rival
Bagi Bagnaia, musim ini terasa seperti roller coaster. Ia kesulitan menjaga konsistensi sejak pertengahan musim, di mana Ducati mengalami penurunan performa saat menghadapi pembaruan besar dari KTM dan Aprilia.
“Dalam situasi saya, musim ini terasa panjang. Kalau saya menang, tentu tidak. Begitulah bagi semua orang. Tapi ketika Anda sedang kesulitan seperti sekarang, setiap akhir pekan terasa seperti perjuangan tanpa henti,” ungkapnya.
Bagnaia juga mengaku tekanan semakin besar ketika ia terus gagal menembus podium, sementara rekan-rekan setim dan sesama pembalap Ducati mulai menemukan ritme mereka. Akibatnya, fokus dan rasa percaya diri pun perlahan menurun.
Ancaman dari Pedro Acosta
Selain Bezzecchi, posisi Bagnaia di empat besar juga terancam oleh Pedro Acosta. Rookie sensasional KTM itu hanya tertinggal tiga poin darinya dan berpeluang besar menyalip jika tampil lebih baik di Valencia.
Jika hal itu terjadi, Bagnaia akan mengakhiri musim di posisi kelima — hasil terburuknya sejak debut di kelas MotoGP bersama Ducati. Kondisi ini menjadi sinyal bahwa musim 2025 bukan sekadar penurunan performa, tapi juga momen refleksi bagi sang juara dunia bertahan.
Ingin Segera Jalani Musim 2026
Alih-alih memikirkan klasemen akhir, Bagnaia justru sudah menatap musim MotoGP 2026 dengan semangat baru. Ia mengaku ingin mengubah cara kerja bersama kru Ducati agar bisa kembali bersaing di papan atas.
“Saya justru ingin musim baru segera dimulai. Saya ingin memulai dari awal lagi, mungkin dengan pendekatan berbeda, seperti yang kami coba dalam dua balapan terakhir,” ujar Bagnaia.
Pembalap asal Italia itu juga menegaskan keinginannya untuk memperbaiki komunikasi dengan teknisi Ducati dan mencari solusi atas masalah kestabilan motor yang kerap muncul di lintasan berkecepatan tinggi.
Catatan Penutup
Bagi seorang juara dunia, finis di luar tiga besar tentu bukan sesuatu yang mudah diterima. Namun, sikap realistis Bagnaia menunjukkan kedewasaannya sebagai pembalap yang tak sekadar mengejar gelar, melainkan juga pembelajaran.
Musim 2025 mungkin bukan panggung Bagnaia, tapi semangatnya untuk bangkit bisa menjadi sinyal kebangkitan Ducati pada 2026. Dan seperti biasa, dunia MotoGP tahu — ketika Pecco kembali fokus, ia selalu datang dengan sesuatu yang besar.










