Strategibola.com – Kekalahan telak Liverpool dari Nottingham Forest di Anfield kembali membuka perdebatan soal arah permainan dan mentalitas tim juara bertahan. Wayne Rooney, mantan striker Manchester United dan Everton, menjadi salah satu sosok yang lantang menyuarakan kritik. Ia menilai para pemimpin di skuad Liverpool gagal mengangkat moral tim dan memperingatkan bahwa The Reds bisa mengikuti jejak terjun bebas Manchester United jika situasi ini dibiarkan berlarut-larut.
Pada laga Sabtu (22/11), Liverpool dipermalukan di kandang sendiri dengan skor 3-0. Gol Murillo, Nicolo Savona, dan Morgan Gibbs-White membuat Anfield terdiam. Kekalahan ini menjadi pukulan berat dalam upaya mereka mempertahankan gelar Liga Primer Inggris yang diraih musim lalu.
Liverpool Terseok-seok dalam Lintasan Juara
Secara klasemen, situasi Liverpool jauh dari ideal. Setelah 12 pertandingan, The Reds sudah tertinggal 11 poin dari Arsenal yang memuncaki klasemen. Kekalahan dari Nottingham Forest membuat Liverpool mencatat enam kekalahan di Premier League musim ini, hanya sedikit lebih baik dari Leeds United yang berstatus tim promosi.
Padahal, di bursa transfer musim panas, Liverpool bergerak agresif. Mereka menghabiskan lebih dari £400 juta untuk memperkuat skuad, termasuk dua kali memecahkan rekor transfer Britania. Secara teori, investasi sebesar itu seharusnya membuat tim semakin solid dan konsisten. Namun kenyataannya, performa di lapangan justru merosot tajam dibanding musim lalu ketika mereka berhasil mengakhiri penantian gelar liga sejak 2020.
Penurunan performa yang tajam inilah yang menjadi titik tekan kritik Wayne Rooney. Menurutnya, masalah Liverpool bukan hanya soal taktik, tetapi juga soal karakter dan kepemimpinan di dalam tim.
Rooney Soroti Pemimpin di Ruang Ganti Liverpool
Dalam program Match of the Day, Rooney tidak menahan diri ketika diminta pendapat mengenai situasi Liverpool. Ia mengakui bahwa Liverpool tetap memiliki kualitas sebagai tim besar, tetapi menilai mereka sedang berada dalam fase yang sangat sulit.
“Liverpool adalah tim yang sangat bagus, tapi mereka sedang melalui masa yang sangat sulit. Sebenarnya sejak awal musim mereka sudah kesulitan. Bahkan di awal musim mereka menang terus tapi performanya buruk,” kata Rooney dalam analisis pasca-laga. Ia menilai hasil positif di awal musim menutupi banyak masalah mendasar yang kini muncul ke permukaan.
Rooney menyoroti peran para pemimpin di skuad, baik itu pemain senior maupun figur berpengaruh di ruang ganti. “Sepanjang musim, para pemimpin di ruang ganti yang seharusnya mengangkat semangat tim,” lanjutnya. Menurut Rooney, ketika tim kehilangan ritme dan kepercayaan diri, figur-figur pemimpin inilah yang seharusnya mengambil peran, baik di lapangan maupun di balik layar.
Peringatan: Jangan Sampai Nasib Liverpool Mirip Manchester United
Bagian paling tajam dari komentar Wayne Rooney adalah ketika ia membandingkan potensi nasib Liverpool dengan apa yang dialami Manchester United dan Tottenham dalam beberapa musim terakhir. Rooney menegaskan bahwa krisis performa yang tidak segera diatasi bisa berujung pada kejatuhan berkepanjangan.
“Kita sudah melihatnya beberapa tahun terakhir dengan Manchester United, tahun lalu dengan Tottenham. Mereka bisa merosot jauh di klasemen,” ujar Rooney. Komentar ini merujuk pada kenyataan pahit bahwa Manchester United musim lalu finis di posisi ke-15, yang menjadi catatan terburuk mereka di era Premier League. Mereka juga kalah di final Liga Europa dari Tottenham dan absen dari kompetisi Eropa di musim berikutnya.
Tottenham, meski berhasil meraih trofi Eropa dengan menaklukkan United 1-0 di final Liga Europa, juga mengalami penurunan drastis di liga. Mereka finis di peringkat ke-17 dengan 38 poin, sebuah pencapaian yang jauh dari standar klub tersebut. Rooney menjadikan dua contoh itu sebagai peringatan nyata bahwa klub besar pun bisa jatuh dalam waktu singkat jika tidak melakukan evaluasi tepat.
Arne Slot Akui Timnya Sedang Terpuruk
Dari sisi Liverpool, manajer Arne Slot tidak menutup mata terhadap situasi yang terjadi. Dalam wawancara setelah laga, ia mengakui bahwa kekalahan dari Forest sangat menyakitkan, apalagi datang setelah rangkaian hasil buruk.
“Lagi-lagi sangat mengecewakan,” ujar Slot. “Kami memulai laga dengan cukup baik selama setengah jam. Tapi setelah kebobolan gol pertama, kami tak bisa lagi bermain seperti sebelumnya.”
Slot menegaskan bahwa ia bertanggung jawab penuh atas performa tim. “Jika segalanya berjalan baik atau buruk, itu tanggung jawab saya. Kami tidak menciptakan peluang yang cukup. Saya mencoba menyesuaikan beberapa hal, tapi tidak berhasil. Kami tidak mampu mencetak gol,” tegasnya.
Komentar tersebut menggambarkan bahwa masalah Liverpool bukan hanya soal satu pertandingan, tetapi pola performa yang menurun dalam jangka waktu cukup panjang. Enam kekalahan dalam tujuh laga terakhir liga menjadi indikasi jelas bahwa ada krisis kepercayaan diri dan konsistensi di dalam skuad.
Van Dijk: Kami Terlalu Sering Kebobolan Gol Mudah
Kapten Liverpool, Virgil van Dijk, juga memberikan analisis jujur mengenai performa tim. Dalam wawancara dengan Premier League Productions, ia menyebut bahwa Liverpool terlalu sering kebobolan dari situasi yang seharusnya bisa diantisipasi.
“Kami terlalu sering kebobolan gol mudah,” kata Van Dijk. “Mereka mencetak gol dari tendangan bebas lagi. Anda bisa bilang pemain mereka menghalangi Alisson, tapi golnya tetap sah, jadi tertinggal 1-0. Kami tidak cukup kuat dalam duel, tantangan, pertarungan; terlalu terburu-buru.”
Van Dijk mengakui bahwa situasi psikologis pemain juga terganggu. “Ada rasa gugup setelah setiap kebobolan. Kami jadi terburu-buru dan itu manusiawi ketika sedang kesulitan. Kami tidak bisa keluar dari situasi ini hanya dengan membicarakannya. Dibutuhkan kerja keras,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa tanggung jawab tidak bisa dibebankan kepada satu dua pemain saja. “Ini masalah sih. Semua orang di tim juga harus bertanggung jawab. Sepakbola adalah permainan tim dan semua harus bertanggung jawab. Kami harus menerima pukulan ini, mencernanya, dan bekerja lebih keras,” lanjut Van Dijk.
Respons untuk Fans yang Pergi Lebih Awal
Salah satu pemandangan mencolok di Anfield adalah banyaknya fans yang memilih meninggalkan stadion sebelum laga berakhir. Van Dijk merespons dengan nada realistis.
“Saya tidak bisa menentukan apa yang fans lakukan jika mereka mau pulang lebih cepat. Saya tahu mereka sudah melalui suka dan duka bersama kami. Mereka akan tetap mendukung ketika kami keluar dari situasi ini — dan kami akan keluar dari situasi ini,” kata sang kapten.
Pernyataan itu menegaskan bahwa meski berada dalam periode sulit, ada keyakinan bahwa Liverpool masih bisa bangkit. Namun, kuncinya ada pada bagaimana tim merespons kritik, termasuk dari figur besar seperti Wayne Rooney.
Saatnya Liverpool Menjawab dengan Tindakan
Komentar tajam Wayne Rooney, pengakuan jujur Arne Slot, serta kritik konstruktif dari Virgil van Dijk menggambarkan satu hal: Liverpool sedang berada di persimpangan penting. Apakah mereka akan bangkit dan kembali bersaing di papan atas, atau justru menyusul jejak Manchester United dan Tottenham yang sempat terjun bebas, sangat ditentukan oleh respons tim dalam beberapa pekan ke depan.
Bagi para penggemar, kritik ini mungkin menyakitkan, tetapi di sisi lain bisa menjadi momentum untuk evaluasi menyeluruh. Bagi Liverpool sendiri, inilah saatnya membuktikan bahwa status juara bertahan bukan sekadar label, melainkan komitmen untuk bangkit di tengah tekanan.




