Strategibola.com – Insiden tidak biasa terjadi di Old Trafford ketika gelandang Everton, Idrissa Gueye menampar Michael Keane, rekan setimnya sendiri, pada laga Liga Primer Inggris melawan Manchester United, Selasa (25/11) dini hari WIB. Momen memalukan ini langsung menjadi perbincangan besar dunia sepakbola karena sangat jarang terjadi dan mengundang kontroversi dalam soal disiplin pemain profesional.
Pertandingan yang seharusnya berlangsung normal mendadak berubah panas ketika wasit Tony Harrington mengeluarkan kartu merah langsung kepada Gueye. Bukan karena tekel keras, bukan karena pelanggaran terhadap lawan, melainkan karena tindakan fisik kepada pemain satu tim. Dalam standar sepakbola modern, ini adalah salah satu kejadian yang paling langka dan mengejutkan.
Liga Primer Inggris bahkan mencatat bahwa insiden seperti ini terakhir terjadi lebih dari satu dekade lalu. Kejadian antara Gueye dan Keane kini menambah daftar pendek kasus aneh yang melibatkan pertikaian antarsesama pemain dalam satu tim.
Kronologi Awal Insiden di Menit ke-13
Semua bermula dari momen sederhana yang berubah menjadi masalah besar. Pada menit ke-13, Gueye melakukan umpan yang tidak akurat dan bola tersebut segera dimanfaatkan oleh Bruno Fernandes untuk mengancam gawang Everton. Kesalahan elementer itu memicu ketegangan antar pemain The Toffees.
Gueye terlihat frustrasi dan melayangkan protes keras kepada Keane, merasa rekannya tersebut tidak cukup agresif untuk mengejar bola. Ketegangan meningkat dengan cepat. Kedua pemain terlibat adu mulut, kemudian saling dorong di tengah pertandingan yang masih berlangsung.
Puncaknya terjadi ketika Idrissa Gueye menampar Michael Keane tepat di wajah. Wasit Tony Harrington langsung menghentikan pertandingan dan mengeluarkan kartu merah tanpa menunggu lama. VAR kemudian mengonfirmasi keputusan tersebut sebagai pelanggaran kategori violent conduct.
Jordan Pickford bahkan sempat turun tangan untuk menahan Gueye yang terlihat masih sangat emosional. Di momen itu, beberapa pemain Everton lain mencoba menenangkan situasi, namun amarah yang terlanjur meledak membuat pemandangan menjadi sangat kacau.
Keane tampak memegangi kepala dan memberikan gestur seakan mempertanyakan tindakan rekannya sendiri. Adegan ini dengan cepat viral dan mendapat sorotan dari media Inggris.
Analisis Aturan: Mengapa Tetap Kartu Merah Meski ke Rekan Sendiri?
Banyak yang bertanya: “Jika memukul teman sendiri, itu tetap kartu merah?” Jawabannya: ya, tanpa pengecualian.
Dalam buku aturan FA, violent conduct didefinisikan sebagai tindakan kekerasan kepada siapa pun di dalam lapangan. Targetnya bisa lawan, rekan setim, staf resmi, bahkan penonton. Artinya, status Keane sebagai pemain Everton tidak mengubah jenis sanksi.
Aturan juga menegaskan bahwa tindakan memukul atau menampar bagian kepala dan wajah otomatis masuk dalam zona pelanggaran serius. VAR memastikan bahwa kontak fisik tersebut cukup kuat untuk dikategorikan sebagai tindakan agresif, bukan sekadar dorongan ringan yang bisa diabaikan.
Keputusan wasit Harrington dinilai tegas, jelas, dan sesuai regulasi global. Liga Primer menegaskan tidak ada toleransi untuk tindakan kekerasan, apa pun konteksnya.
Dampak Berat untuk Everton dan Idrissa Gueye
Kartu merah ini membawa konsekuensi jangka panjang bagi Gueye. Selain skors otomatis, ia kemungkinan melewatkan beberapa laga penting Everton, terlebih ia dijadwalkan bermain di Piala Afrika dalam waktu dekat.
Dari sudut pandang manajemen klub, insiden ini akan masuk dalam tinjauan disiplin internal. Everton diyakini tidak akan tinggal diam melihat dua pemain senior mereka terlibat pertikaian memalukan di lapangan. Denda atau sanksi tambahan kemungkinan besar akan dijatuhkan kepada kedua pihak.
Meski begitu, hal menarik terjadi tak lama setelah kartu merah. Everton justru berhasil mencetak gol melalui Kiernan Dewsbury-Hall, menandai respons mental yang cukup mengejutkan dari sisa pemain. Mereka berhasil bertahan hingga akhir pertandingan meski bermain dengan 10 orang sejak awal laga.
Namun, kerugian dalam jangka panjang tetap besar. Bermain dengan jumlah pemain berkurang jelas memengaruhi strategi tim. Selain itu, keharmonisan ruang ganti Everton bisa terganggu. Pelatih harus memulihkan hubungan kedua pemain agar tidak memengaruhi performa tim di sisa musim.
Insiden Serupa dalam Sejarah Liga Primer
Insiden antara Gueye dan Keane bukanlah kejadian pertama dalam sejarah Premier League, meski jumlahnya sangat sedikit.
Ricardo Fuller vs Andy Griffin (2008)
Pada laga Stoke City melawan West Ham United, Fuller menampar sang kapten, Andy Griffin. Pemicu utamanya ialah kesalahan koordinasi yang membuat Fuller kehilangan kesabaran. Fuller diusir, dan Stoke kalah 2-1. Ironisnya, keduanya dikabarkan memiliki hubungan baik di luar lapangan.
Lee Bowyer vs Kieron Dyer (2005)
Ini adalah kasus paling terkenal. Bowyer dan Dyer saling baku hantam di tengah lapangan saat Newcastle melawan Aston Villa. Keduanya mendapat kartu merah dan sempat menimbulkan kontroversi besar nasional. Foto Bowyer dengan jersey robek menjadi salah satu gambar paling ikonik dalam sejarah Premier League.
Dibanding dua peristiwa tersebut, Idrissa Gueye menampar Michael Keane mungkin terlihat lebih ringan, tetapi tetap masuk kategori tindakan memalukan yang akan tercatat dalam sejarah liga elit Inggris.
Insiden yang Akan Diingat Lama
Kasus langka ini menunjukkan betapa besarnya tekanan dalam pertandingan Liga Primer Inggris. Bahkan pemain senior sekalipun bisa kehilangan kendali emosi dalam hitungan detik.
Insiden ini pasti akan dikenang sebagai salah satu momen paling aneh dan penuh drama dalam sejarah Everton maupun liga secara keseluruhan. Gueye dan Keane harus segera memperbaiki hubungan mereka, sementara Everton wajib memastikan agar kejadian ini tidak mengganggu fokus tim.





