AFC Dikritik Pengamat Malaysia: Penunjukan Arab Saudi Sebagai Tuan Rumah Rugikan Indonesia dan Langgar Prinsip Netralitas

Strategibola – Keputusan AFC menunjuk Arab Saudi sebagai tuan rumah Grup B babak ke-4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 menuai kritik. Pengamat Malaysia menilai keputusan ini tidak adil dan merugikan Timnas Indonesia karena melanggar prinsip netralitas pertandingan internasional.

AFC Dikritik Tajam: Arab Saudi Jadi Tuan Rumah, Indonesia Dirugikan

Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) kembali menjadi sorotan setelah menetapkan Arab Saudi sebagai tuan rumah Grup B babak ke-4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Keputusan ini menimbulkan gelombang kritik dari berbagai pihak, termasuk dari pengamat sepak bola Malaysia, Faiz Gurun.

Dalam pernyataannya di podcast Bola Itu Life pada Jumat (26/9), Faiz menilai keputusan AFC itu tidak mencerminkan prinsip netralitas yang seharusnya dijunjung tinggi dalam turnamen internasional.

“Inilah yang saya bingung dengan AFC. Mengapa memilih Arab Saudi, padahal jelas mereka adalah peserta yang bertanding?” ujar Faiz.

Menurutnya, keputusan itu memberi keuntungan besar bagi Arab Saudi yang juga akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034. Ia menilai AFC seharusnya memilih lokasi netral agar tidak merugikan peserta lain, khususnya Timnas Indonesia dan Irak yang berada di grup yang sama.

Pertanyaan Besar: Mengapa Selalu di Timur Tengah?

Faiz Gurun juga mempertanyakan tren AFC yang kerap menggelar pertandingan penting di kawasan Timur Tengah. Menurutnya, wilayah lain seperti Korea Selatan, Jepang, atau China bisa menjadi alternatif yang lebih netral. Bahkan ia menyebut Kuala Lumpur, yang juga markas AFC, seharusnya bisa dijadikan tempat pelaksanaan laga.

“Kenapa selalu di Timur Tengah? Ini seperti keputusan yang berpihak. Kuala Lumpur pun bisa menjadi opsi yang jauh lebih adil,” tegasnya.

Kritik serupa juga muncul dari pihak PSSI, yang mempersoalkan penunjukan wasit Ahmad Al Ali asal Kuwait untuk memimpin laga Indonesia melawan Arab Saudi. Federasi menilai keputusan tersebut menambah kesan tidak netral, mengingat posisi geografis dan afiliasi regional yang masih dalam lingkup Timur Tengah.

Kritik dari Asia Tenggara: Indonesia Membawa Harapan Kawasan

Selain Faiz, pengamat sepak bola Malaysia lainnya, Keesh Sundaresan, menyoroti dampak besar dari hasil pertandingan Indonesia di babak keempat ini. Ia menilai laga-laga Indonesia bukan hanya penting untuk skuad Garuda, tetapi juga untuk masa depan sepak bola Asia Tenggara.

“FIFA Matchday berikutnya sangat penting bagi Indonesia. Hasil ini bisa menentukan bagaimana dunia memandang kekuatan Asia Tenggara di level global,” ujar Keesh.

Ia menyebut performa positif Indonesia di Grup B akan memberi sinyal bahwa kawasan Asia Tenggara mulai mampu bersaing dengan negara-negara besar di Asia.

Jadwal Penting: Indonesia Hadapi Dua Tantangan Berat

Timnas Indonesia tergabung dalam Grup B bersama Arab Saudi dan Irak, di mana hanya satu tim yang berhak lolos langsung ke Piala Dunia 2026. Indonesia akan menghadapi dua laga penting di King Abdullah Sports City, Jeddah, dengan jadwal sebagai berikut:

  • Indonesia vs Arab Saudi
    Kamis, 9 Oktober 2025 – Kick-off 00.15 WIB

  • Irak vs Indonesia
    Minggu, 12 Oktober 2025 – Kick-off 02.30 WIB

Kedua pertandingan ini akan menjadi ujian besar bagi pelatih Patrick Kluivert dan anak asuhnya. Dengan atmosfer kandang yang sepenuhnya mendukung tim tuan rumah, Indonesia dituntut untuk tampil disiplin dan memanfaatkan setiap peluang agar tetap menjaga asa menuju Piala Dunia 2026.

Kesimpulan: Desakan Transparansi untuk AFC

Kritik dari berbagai pihak, termasuk pengamat Malaysia dan federasi lain, memperlihatkan adanya tuntutan besar agar AFC lebih transparan dan adil dalam menentukan lokasi pertandingan.

Keputusan yang dianggap berat sebelah tidak hanya merugikan peserta seperti Indonesia, tapi juga berpotensi mencederai kepercayaan publik terhadap integritas sepak bola Asia.

Dalam konteks ini, suara-suara dari kawasan Asia Tenggara menjadi penting. Sebab, seperti yang diungkapkan Keesh, hasil perjuangan Indonesia bisa menjadi simbol bahwa sepak bola kawasan ini layak mendapat tempat sejajar di panggung dunia.

Kesimpulan singkat:
Arab Saudi mungkin mendapat keuntungan dari keputusan AFC, tetapi tekanan moral kini berpindah ke pundak Indonesia. Jika mampu tampil tangguh dan meraih hasil positif di Jeddah, skuad Garuda bukan hanya menjaga asa ke Piala Dunia 2026, tapi juga membuktikan bahwa prinsip netralitas bukanlah penghalang untuk berprestasi.

Comments are closed.