Barcelona Nyaris Dikeluarkan dari Liga Champions, Joan Laporta Ungkap Negosiasi Rahasia Selamatkan Klub

Barcelona Nyaris Dikeluarkan dari Liga Champions

www.strategibola.com – Barcelona nyaris menghadapi bencana besar setelah UEFA mengancam akan mengeluarkan mereka dari Liga Champions karena pelanggaran aturan Financial Fair Play (FFP). Presiden klub, Joan Laporta, mengonfirmasi bahwa Blaugrana sempat berada di ujung tanduk sebelum negosiasi intens berhasil menyelamatkan posisi mereka di kompetisi tertinggi Eropa itu.

Ancaman UEFA Terhadap Barcelona

Dalam Sidang Umum anggota klub yang digelar di Barcelona, Laporta membeberkan fakta mengejutkan: UEFA hampir menjatuhkan sanksi larangan tampil di Liga Champions kepada Barcelona setelah menemukan pelanggaran serius pada laporan keuangan klub selama dua musim berturut-turut.

Barcelona sebelumnya dijatuhi denda €15 juta atau sekitar Rp290 miliar atas pelanggaran pertama pada tahun 2024. Namun, ancaman larangan tampil di musim berikutnya menjadi momok terbesar bagi manajemen klub.

“UEFA sempat ingin menghukum kami dengan melarang Barcelona tampil di Liga Champions berikutnya. Mereka menilai kebijakan finansial kami melanggar ketentuan FFP,” ujar Laporta.

Negosiasi yang Menyelamatkan Barcelona

Laporta menjelaskan bahwa pihaknya harus melakukan negosiasi langsung dengan UEFA untuk menghindari hukuman berat. Ia menekankan bahwa Barcelona bukanlah perusahaan terbatas, melainkan klub milik anggota, sehingga tidak memiliki opsi untuk menambah modal seperti entitas komersial lainnya.

Faktor inilah yang akhirnya menjadi argumen utama dalam proses negosiasi. UEFA menerima penjelasan bahwa tindakan finansial Barcelona, termasuk penggunaan economic levers atau “tuas ekonomi”, bukan bentuk pelanggaran terencana, melainkan langkah darurat untuk menyelamatkan klub dari kebangkrutan.

“Fakta bahwa kami bukan perusahaan terbatas menjadi kunci utama dalam perundingan. UEFA akhirnya setuju menurunkan denda kami dari €60 juta menjadi €15 juta, serta membatalkan sanksi larangan tampil di Liga Champions,” jelas Laporta.

Tuas Ekonomi: Strategi Bertahan di Tengah Krisis

Dalam kesempatan yang sama, Laporta membela keputusan manajemen menggunakan tuas ekonomi, yakni skema penjualan sebagian aset jangka panjang klub untuk mendapatkan suntikan dana tunai.

Menurut Laporta, kebijakan ini sangat penting karena membantu klub tetap kompetitif di tengah tekanan finansial yang diwarisi dari kepemimpinan sebelumnya.

“Tuas ekonomi dirancang untuk mencegah keluarnya anggota secara besar-besaran dan menjaga stabilitas klub. Ini bukan peningkatan modal, melainkan pemindahan aset untuk jangka waktu tertentu,” katanya.

Barcelona mentransfer 25 persen hak siar televisi ke sebuah lembaga investasi dengan imbalan dana sekitar €600 juta. Dana tersebut menjadi penyelamat utama dalam melunasi utang dan mempertahankan kestabilan keuangan.

“Nilai sekitar €35 juta dari kesepakatan itu akan dikembalikan ke klub setelah 25 tahun. Jadi ini bukan penjualan permanen, melainkan transfer sementara,” tambah Laporta.

Laporta: “Kami Berhasil Selamat dari Krisis Terburuk”

Presiden berusia 63 tahun itu menegaskan bahwa keputusan tersebut merupakan langkah sulit namun realistis. Menurutnya, jika tidak ada kebijakan tuas ekonomi, Barcelona mungkin tidak hanya dikeluarkan dari Liga Champions, tetapi juga terancam kolaps secara finansial.

“Empat setengah tahun lalu, kami menghadapi kondisi yang hampir mustahil. Klub terlilit utang besar, dan tanpa tuas ekonomi, kami tidak akan bertahan. Langkah itu menyelamatkan Barcelona,” tegasnya.

Pertandingan di AS dan Ekspansi Global Barcelona

Laporta juga menyinggung rencana kontroversial yang sempat menuai kritik, yakni membawa pertandingan La Liga melawan Villarreal ke Amerika Serikat.

Meskipun keputusan tersebut tidak populer di kalangan fans, Laporta menilai langkah itu penting sebagai bagian dari strategi ekspansi global Barcelona.

“Kami tidak terlalu antusias membawa pertandingan sejauh itu, tetapi hal ini perlu dilakukan demi pemasukan tambahan dan promosi citra klub di pasar luar negeri,” ucapnya.

Langkah promosi ini dinilai strategis mengingat Amerika Serikat akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026. Dengan tampil di sana, Barcelona berharap dapat memperkuat citra globalnya dan menarik lebih banyak sponsor internasional.

“La Liga dan klub lain juga akan mendapat manfaat dari langkah ini, tapi jelas Barcelona dan Villarreal akan menjadi pihak yang paling diuntungkan,” tambah Laporta.

Dampak Ekonomi dan Rencana Jangka Panjang Klub

Setelah berhasil menghindari sanksi UEFA, fokus utama manajemen Barcelona kini beralih ke stabilitas finansial jangka panjang. Laporta menegaskan bahwa setiap langkah pembelian pemain dan kebijakan gaji akan disesuaikan dengan kemampuan klub.

“Kami berkomitmen menjaga rasio 1:1 antara pendapatan dan pengeluaran. Barcelona harus menjadi klub yang berkelanjutan tanpa kembali melanggar aturan FFP,” ungkapnya.

Manajemen juga terus menata ulang sistem keuangan agar tidak lagi mengulang kesalahan masa lalu yang membuat mereka berada di bawah pengawasan UEFA.

Barcelona Kembali Fokus ke Lapangan

Dengan ancaman sanksi resmi dicabut, Blaugrana kini bisa kembali fokus menghadapi jadwal padat musim ini. Setelah kemenangan tipis 2-1 atas Girona, Barcelona hanya tertinggal dua poin dari Real Madrid di puncak klasemen sementara La Liga.

Di Liga Champions, pasukan Hansi Flick tengah mempersiapkan laga penting melawan Olympiakos. Kemenangan menjadi harga mati untuk menjaga posisi di grup dan mengamankan tiket ke babak 16 besar.

“Dengan situasi keuangan yang mulai stabil dan dukungan penuh dari para pemain, kami optimistis bisa bersaing di semua kompetisi,” kata Laporta menutup pernyataannya.

Barcelona Selamat, Tapi Harus Berbenah

Kisah ini menjadi pengingat bahwa bahkan klub sebesar Barcelona tidak kebal dari krisis finansial. Berkat langkah berani Joan Laporta dan timnya, Barcelona berhasil selamat dari ancaman dikeluarkan dari Liga Champions.

Namun, jalan menuju kestabilan penuh masih panjang. Konsistensi dalam pengelolaan keuangan, kebijakan transfer cerdas, dan pengawasan ketat terhadap pengeluaran menjadi kunci agar Barcelona tetap kompetitif tanpa mengulang kesalahan masa lalu.

Dengan kombinasi antara manajemen cerdas dan komitmen terhadap regulasi, Barcelona kini bertekad mengembalikan kejayaan mereka di panggung Eropa—tanpa bayang-bayang ancaman UEFA di masa depan.

Comments are closed.