Strategibola – Manchester United sedang memasuki fase transisi yang rumit, dan di tengah proses itu satu nama tetap jadi sumbu permainan: Bruno Fernandes. Kapten Setan Merah masih menjadi pengatur tempo, pemantik pressing, sekaligus sumber kreativitas paling konsisten di skuad Ruben Amorim.
Namun, justru ketika perannya terlihat paling vital, muncul rumor besar: United disebut mulai membuka pintu untuk melepas sang kapten pada bursa transfer Januari 2026. Jika benar terjadi, ini bukan sekadar jual-beli pemain. Ini keputusan yang bisa mengubah arah proyek Amorim di Old Trafford.
Bruno Fernandes Masih Tak Tergantikan di Era Amorim
Kalau ada satu pertandingan yang menggambarkan betapa krusialnya Bruno, laga dramatis lawan Bournemouth adalah contoh paling mudah. Duel delapan gol yang berakhir 4-4 itu bukan hanya “hiburan” bagi penonton, tetapi juga cermin masalah lama United: permainan bisa meledak di depan, tetapi rapuh dalam kontrol dan organisasi bertahan.
Di pertandingan itu, Bruno kembali menunjukkan paket lengkapnya: eksekusi bola mati, visi, dan kemampuan mengangkat ritme ketika tim kehilangan arah. Tidak heran jika ia tetap menjadi poros permainan, bahkan di bawah pelatih baru dengan tuntutan taktik yang berbeda.
Musim ini, kontribusinya juga berbicara. Ia dikaitkan dengan catatan 5 gol dan 7 assist dari 16 laga Premier League, termasuk kontribusi langsung pada laga Bournemouth.
Pertanyaannya: jika pemain sepenting itu dijual, United mau membangun “denyut baru” dari mana?
MU Tetapkan Harga Jual Bruno Fernandes Sekitar £70 Juta
Menurut laporan yang beredar, Manchester United dikabarkan menilai Bruno di kisaran £70 juta bila benar-benar dilepas pada Januari 2026.
Angka ini masuk akal jika melihat tiga hal:
Statusnya kapten dan motor tim: harga bukan cuma soal statistik, tetapi juga kepemimpinan dan dampak di ruang ganti.
Posisi negosiasi United relatif kuat: dengan sisa kontrak yang masih panjang, klub tidak berada di situasi “harus jual cepat”.
Ada pasar yang sanggup bayar mahal: ketertarikan klub-klub Arab Saudi sudah lama dikaitkan dengan profil pemain seperti Bruno.
Walau begitu, sampai hari ini belum ada pernyataan resmi klub yang mengonfirmasi rencana menjual Bruno. Jadi, konteks paling aman untuk pembaca adalah: ini masih ranah rumor dan kalkulasi bursa.
Risiko Terbesar Bukan Uang, Tapi Identitas Tim
Menjual Bruno bukan cuma tentang memasukkan dana segar. Risiko terbesarnya ada pada identitas permainan. Amorim membutuhkan pemain yang mampu:
menerima bola di bawah tekanan
mengirim progresi vertikal dengan cepat
memimpin pressing dan memerintah garis tekanan
mengambil keputusan di momen “kritis” ketika laga berjalan liar
Bruno selama ini memenuhi semuanya. Karena itu, jika United benar-benar mempertimbangkan penjualan, berarti mereka percaya ada rencana pengganti yang sama-sama “menghidupkan” tim, bukan sekadar gelandang yang rajin berlari.
Dana Penjualan Bruno Fernandes untuk Gelandang Baru: Anderson atau Baleba?
Laporan yang berkembang menyebut United mengarahkan dana potensial itu untuk memburu gelandang Premier League yang lebih muda dan lebih “enerjik”. Dua nama yang paling sering muncul adalah Elliot Anderson (Nottingham Forest) dan Carlos Baleba (Brighton).
Masalahnya, dua target ini bukan pembelian mudah.
Elliot Anderson: Energi, Intensitas, Tapi Mahal
Anderson dinilai punya profil yang cocok untuk tim yang ingin bermain intens. Ia bisa memberi mobilitas, agresivitas duel, dan energi yang sering dicari klub-klub besar ketika membangun lini tengah baru.
Namun, banderolnya disebut bisa menyentuh angka fantastis. Bahkan ada peringatan bahwa langkah mengejar transfer sekitar £100 juta bisa menjadi keputusan “terlalu berisiko” untuk United yang masih butuh perombakan di banyak sektor.
Jika harga benar setinggi itu, United harus memilih: habiskan dana untuk satu pemain, atau sebar anggaran ke beberapa posisi krusial.
Carlos Baleba: Potensi Besar, Tekanan Rumor, dan Sikap Sang Pemain
Sementara itu, Baleba juga ramai dikaitkan dengan United. Bahkan ia sempat menyinggung bahwa rumor konstan bisa menjadi tekanan tersendiri.
Brighton dikenal sebagai klub yang kuat dalam negosiasi. Jika United masuk meja tawar, mereka hampir pasti harus siap dengan angka tinggi dan struktur deal yang kompleks (add-ons, klausul performa, dan sebagainya).





