strategibola.com – Malam penuh emosi menyelimuti Stadion Giuseppe Meazza ketika Inter Milan menundukkan Barcelona dalam salah satu laga paling mendebarkan sepanjang sejarah Liga Champions. Inter mengamankan kemenangan 4-3 (agregat 7-6) lewat perpanjangan waktu, dan Davide Frattesi menjadi pahlawan lewat gol penentu yang ia rayakan dengan luapan emosi sampai hampir membuatnya pingsan.
Inter langsung mengambil kendali sejak awal dan menunjukkan semangat menyerang yang luar biasa. Setelah leg pertama berakhir imbang 3-3, Nerazzurri membuka keunggulan 2-0. Namun, Barcelona tidak tinggal diam. Tim asal Catalan itu membalikkan keadaan dan unggul 3-2, membuat pendukung Inter cemas. Ketegangan mencapai puncaknya saat Francesco Acerbi menyamakan skor di menit ke-93, memaksa pertandingan berlanjut ke babak tambahan.
Dalam suasana mencekam dan hujan deras yang mengguyur stadion, Frattesi tampil sebagai penentu. Gelandang berusia 25 tahun itu mencetak gol yang memastikan tiket ke final bagi Inter. Para pemain dan suporter meledak dalam kegembiraan, sementara Frattesi mengaku hampir tak mampu melanjutkan laga akibat euforia berlebihan.
Frattesi: Saya Hampir Tidak Bisa Lanjut Bermain
“Saya sungguh beruntung bisa menyelesaikan pertandingan. Saya terlalu semangat merayakan gol itu sampai kepala saya pusing dan hampir blackout!” ungkap Frattesi kepada Sky Sport Italia. “Saya harus berterima kasih kepada tim medis. Sehari sebelumnya, saya mengalami cedera otot perut, tapi mereka bekerja keras untuk membuat saya bisa tampil malam ini.”
Frattesi bukan pertama kalinya mencetak gol penting bagi Inter. Di babak perempat final, ia juga mengantar timnya menang atas Bayern Munich lewat gol di menit akhir. Namun, baginya, malam melawan Barcelona jauh lebih emosional.
“Jujur, saya pikir gol ke gawang Bayern adalah puncaknya. Tapi malam ini bahkan lebih hebat. Saya benar-benar kehabisan kata-kata. Inilah alasan mengapa saya mencintai sepak bola,” katanya.
Frattesi juga berbicara tentang bagaimana ia sampai ke titik ini. Ia tidak pernah merasa sebagai pemain berbakat luar biasa, tetapi mentalitas dan dedikasinya membawanya melampaui ekspektasi.
“Perjalanan karier saya membuktikan bahwa kerja keras bisa mengalahkan bakat. Saya tidak memiliki talenta alami seperti Lamine Yamal, tapi saya selalu menjadi yang terakhir menyerah dan yang pertama percaya. Gol ini adalah hadiah atas semua pengorbanan saya,” jelasnya.
Frattesi: Bukan Bakat, Tapi Kerja Keras yang Membawanya ke Puncak
Menurut Frattesi, seluruh tim menunjukkan tekad luar biasa. Meski sempat tertinggal dan harus bertarung selama 120 menit di bawah guyuran hujan, tak satu pun pemain Inter menunjukkan tanda menyerah.
“Waktu kedudukan 3-3, saya bilang ke Marcus (Thuram), ‘Tenang, kita pasti lolos.’ Bahkan sebelum saya masuk lapangan, saya sudah kelelahan karena terus berteriak dari bangku cadangan. Rasanya seperti saya ikut bermain sejak awal,” ceritanya sambil tertawa.
Pelatih Simone Inzaghi pun patut mendapat pujian besar. Ia meramu strategi yang membuat Inter terus hidup di tengah tekanan. Anak asuhnya memperlihatkan mental baja dan tidak runtuh ketika Barcelona mencetak tiga gol.
Inter Kembali ke Final, Tantangan Terberat Menanti
Dengan kemenangan ini, Inter kembali ke final Liga Champions untuk kedua kalinya dalam tiga tahun terakhir. Mereka kini menanti lawan antara Arsenal atau Paris Saint-Germain, yang akan mereka hadapi di Munich pada 31 Mei mendatang.
Frattesi dan rekan-rekannya tak ingin hanya menjadi penonton dalam laga puncak. Mereka bertekad membawa pulang trofi si Kuping Besar ke kota Milan.
“Kami tidak akan berhenti di sini. Final adalah impian setiap pesepakbola, dan kami siap berjuang sampai peluit akhir,” tegas Frattesi penuh semangat.
Perjalanan Inter hingga ke final memang penuh liku, tapi mereka membuktikan bahwa tekad, disiplin, dan keberanian bisa membawa mereka menembus batas. Kini, panggung terakhir menanti. Dan jika malam di Giuseppe Meazza menjadi indikasi, dunia harus bersiap menyaksikan satu lagi babak heroik dari Inter Milan.
Sumber : Bola