Strategibola – Juventus resmi menunjuk Luciano Spalletti sebagai pelatih baru hingga Juni 2026. Pelatih asal Italia itu datang dengan segudang pengalaman, termasuk gelar Serie A bersama Napoli dan dua trofi Coppa Italia bersama AS Roma.
Luciano Spalletti Resmi Jadi Pelatih Baru Juventus
Juventus resmi mengumumkan penunjukan Luciano Spalletti sebagai pelatih kepala baru mereka.
Pelatih berusia 66 tahun itu menandatangani kontrak hingga 30 Juni 2026, menandai awal era baru bagi Si Nyonya Tua setelah periode penuh gejolak di musim sebelumnya.
Spalletti menggantikan kursi pelatih yang sempat kosong sejak akhir musim lalu dan diharapkan membawa kembali identitas permainan atraktif yang dulu melekat pada Juventus — sekaligus mengembalikan kejayaan klub di pentas domestik dan Eropa.
Perjalanan Karier: Dari Tuscan ke Puncak Serie A
Luciano Spalletti lahir di Certaldo, Provinsi Firenze, pada tahun 1959. Sebelum dikenal sebagai salah satu pelatih paling visioner Italia, ia terlebih dahulu berkarier sebagai pemain, membela beberapa klub seperti Spezia dan Empoli.
Karier kepelatihannya dimulai di Empoli, tempat ia menorehkan prestasi pertama dengan membawa klub tersebut meraih Coppa Italia Serie C dan promosi ke Serie A.
Kesuksesan awal itu membuka jalan panjang bagi Spalletti untuk menjadi salah satu pelatih dengan reputasi tinggi di Italia.
Membangun Nama Besar Bersama Udinese dan AS Roma
Nama Spalletti mulai benar-benar dikenal pada awal 2000-an saat menangani Udinese.
Di bawah arahannya, tim asal Friuli itu tampil impresif dan tiga kali beruntun lolos ke kompetisi Eropa, termasuk Liga Champions pertama dalam sejarah klub pada musim 2004/05.
Kesuksesan itu menarik perhatian AS Roma, yang kemudian merekrutnya.
Bersama Giallorossi, Spalletti memenangkan dua Piala Italia (2007 & 2008) serta satu Piala Super Italia, sambil membentuk skuat yang dikenal karena gaya main menyerang dan fleksibilitas taktik — termasuk penggunaan sistem “false nine” yang kala itu revolusioner.

Kesuksesan di Luar Negeri dan Kembali ke Serie A
Tahun 2009, Spalletti mencoba peruntungan di luar Italia dengan melatih Zenit St. Petersburg.
Bersama klub asal Rusia itu, ia meraih dua gelar Liga Rusia, satu Piala Rusia, dan satu Piala Super Rusia, menjadikannya salah satu pelatih Italia tersukses di luar negeri pada dekade tersebut.
Pada 2016, ia kembali ke Italia untuk melatih AS Roma untuk kedua kalinya, sebelum kemudian menangani Inter Milan dan membawa Nerazzurri kembali ke Liga Champions setelah enam tahun absen.
Namun, puncak karier Spalletti datang pada musim 2022/23, saat ia memimpin Napoli menjuarai Serie A — gelar pertama klub tersebut setelah 33 tahun penantian.
Kesuksesan itu membuat namanya disegani di seluruh Eropa.
Dari Timnas Italia ke Juventus
Setelah membawa Napoli ke puncak, Spalletti dipercaya menangani tim nasional Italia pada tahun 2023.
Meski masa baktinya singkat, ia sempat mengawali proyek pembaruan skuad Azzurri dengan filosofi permainan yang menekankan keseimbangan antara penguasaan bola dan efisiensi serangan.
Kini, pada Oktober 2025, Spalletti resmi kembali ke kursi panas Serie A — kali ini sebagai pelatih Juventus.
Manajemen Bianconeri berharap pengalaman panjangnya di klub-klub besar dan mental juaranya bisa membawa tim kembali bersaing di puncak klasemen dan tampil kuat di Liga Champions.
Sambutan Resmi dari Juventus
Melalui pernyataan resmi klub, Juventus menyebut penunjukan Spalletti sebagai langkah strategis untuk membangun masa depan baru:
“Profil yang sangat terampil dan berpengalaman, kami dengan senang hati menyambut Luciano Spalletti ke dalam keluarga Juventus. Selamat datang di Turin, dan semoga sukses, Tuan!”
Kesimpulan: Harapan Baru di Turin
Kedatangan Luciano Spalletti membawa semangat baru bagi para tifosi Juventus.
Dengan reputasinya sebagai pelatih yang inovatif, pekerja keras, dan penuh pengalaman di kompetisi tertinggi, harapan kini tertuju pada kemampuannya untuk menghidupkan kembali DNA juara Bianconeri.
Musim 2025/2026 akan menjadi ujian besar — bukan hanya bagi Spalletti, tapi juga bagi Juventus yang tengah membangun ulang pondasi klub setelah masa sulit.
Dan bagi publik Turin, satu hal pasti: era baru telah dimulai di Allianz Stadium.









