Strategibola.com – Aston Villa tampil solid saat menjamu Paris Saint-Germain (PSG) dalam leg kedua perempat final Liga Champions, Rabu (16/4/2025) dini hari WIB. Penampilan impresif ini pun menuai banyak pujian dari berbagai kalangan, terutama atas semangat juang yang mereka tunjukkan hingga menit akhir.
Namun, legenda sepak bola Belanda, Clarence Seedorf, justru mengarahkan sorotan tajam kepada lini belakang Villa. Dalam ulasannya, ia secara khusus mengkritik performa dua bek sayap Villa, Matty Cash dan Lucas Digne, yang menurutnya tampil di bawah standar dalam laga krusial tersebut.
Unai Emery menginstruksikan skuadnya untuk tampil menyerang sejak awal laga di Villa Park. Meski sempat tertinggal 2-1 di babak pertama, para pemain Aston Villa menunjukkan kebangkitan luar biasa. John McGinn dan Ezri Konsa mencetak gol di babak kedua yang membawa harapan besar bagi publik tuan rumah.
Sayangnya, upaya keras tim asal Birmingham itu tak cukup untuk memaksakan laga ke babak tambahan. PSG tetap melangkah ke semifinal berkat keunggulan agregat 5-4, setelah sebelumnya meraih kemenangan 3-1 di leg pertama.
Seedorf Tunjukkan Titik Lemah Villa
Dalam sesi analisis di Prime Video saat jeda pertandingan, Seedorf — yang berdampingan dengan mantan striker Inggris, Wayne Rooney — memberikan kritik tajam terhadap cara Aston Villa bertahan, terutama selama 45 menit pertama. Ia menyatakan bahwa Matty Cash dan Lucas Digne gagal menjaga konsentrasi serta tidak menunjukkan sikap yang tepat dalam bertahan.
“Bek-bek sayap mereka kehilangan sikap yang benar. Ini bukan hanya soal kemampuan, tapi soal attitude yang benar-benar keliru,” ujar Seedorf blak-blakan.
Mantan gelandang AC Milan dan Real Madrid itu menilai bahwa Cash dan Digne lalai dalam menjalankan tugas defensif, terutama dalam transisi dari menyerang ke bertahan. Ia menekankan bahwa keduanya seolah tidak memiliki inisiatif untuk membantu pertahanan ketika tim kehilangan bola.
PSG Hukum Kelengahan Aston Villa
PSG tidak menyia-nyiakan kelengahan tersebut. Achraf Hakimi dan Nuno Mendes dengan cermat mengeksploitasi ruang kosong di sisi sayap dan mencetak dua gol cepat melalui skema serangan balik yang tajam.
“Mereka seperti tidak peduli untuk berlari kembali membantu pertahanan. Tidak ada usaha untuk menutup ruang, mendukung kiper, atau menutupi posisi rekan yang kosong,” tambah Seedorf.
Ia bahkan menyoroti situasi spesifik di mana PSG menciptakan peluang dalam skenario tiga lawan dua. “Di level seperti ini, momen seperti itu tidak bisa dibiarkan terjadi. Ini bukan sekadar kesalahan teknis, tapi kesalahan fundamental dalam pendekatan bertahan,” tegasnya.
Gol-gol cepat dari PSG pada babak pertama membuat Villa tertekan. Meski berhasil membalas dua gol di babak kedua, ketertinggalan dari leg pertama menjadi beban terlalu berat. Aston Villa memang bangkit secara mental dan fisik, namun mereka tak mampu menebus kesalahan-kesalahan yang terjadi lebih awal.
Semangat Tak Cukup Tanpa Disiplin
Performa Villa di babak kedua memperlihatkan karakter kuat dari tim asuhan Unai Emery. Mereka tidak menyerah begitu saja dan terus menyerang meski sadar bahwa mereka butuh tiga gol untuk melaju. McGinn dan Konsa berhasil membakar semangat stadion dengan gol-gol mereka, namun waktu tidak berpihak pada tim tuan rumah.
Meskipun harus angkat kaki dari kompetisi tertinggi Eropa, Aston Villa layak mendapat apresiasi atas perjuangan mereka sepanjang laga. Namun, seperti yang diingatkan Seedorf, di panggung sebesar Liga Champions, kesalahan sekecil apa pun bisa mengubah jalannya sejarah.
“Tim ini menunjukkan potensi besar. Tapi di momen-momen genting, detail kecil menentukan. Dan sayangnya, Villa membiarkan detail itu lepas begitu saja,” ujar Seedorf menutup analisanya.
Kini, Aston Villa harus mengalihkan fokus ke kompetisi domestik dan mengambil pelajaran berharga dari kegagalan ini. Jika mereka ingin melangkah lebih jauh di Eropa di musim depan, mereka harus membangun pertahanan yang lebih disiplin dan tak mudah goyah dalam tekanan. Sebab di Liga Champions, lawan tak akan memberikan ruang untuk kesalahan kedua.
Sumber: Amazon Prime Video