strategibola-Turnamen bulu tangkis Malaysia Masters 2025 resmi bergulir dengan menyuguhkan pertarungan sengit di setiap sektor. Di babak 32 besar yang digelar di Axiata Arena, Kuala Lumpur, dua ganda campuran Indonesia, Adnan Maulana/Indah Cahya Sari Jamil dan Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja (Dejan/Siti), mengalami nasib yang berbeda. Satu pasangan melaju, satu lainnya harus angkat koper lebih awal.
Hasil ini menjadi sorotan publik tanah air, terutama karena harapan pada sektor ganda campuran cukup besar seiring performa solid yang ditunjukkan di turnamen-turnamen awal musim 2025.
Adnan/Indah Tunjukkan Taji, Lolos ke Babak 16 Besar
Pasangan muda Adnan Maulana/Indah Cahya Sari Jamil tampil meyakinkan kala menghadapi pasangan Korea Selatan, Kim Won-ho/Jeong Na-eun. Dalam pertandingan yang berlangsung selama 47 menit, Adnan/Indah menang dengan skor 21-15, 18-21, 21-17.
Sejak gim pertama, pasangan Indonesia bermain agresif. Mereka mampu memanfaatkan celah di sektor belakang lawan dan menekan lewat permainan drive cepat. Adnan yang tampil solid di depan net, memberi banyak ruang bagi Indah untuk menyerang lewat smes-smes tajam dari belakang.
Meski kehilangan gim kedua akibat beberapa kesalahan sendiri dan servis yang tidak konsisten, Adnan/Indah mampu bangkit di gim ketiga. Dengan mentalitas kuat, mereka tak membiarkan lawan berkembang. Serangan bertubi-tubi akhirnya membuat pasangan Korea Selatan kewalahan.
“Kami belajar dari kekalahan di gim kedua. Pelatih juga mengingatkan kami agar tetap fokus dan tidak terburu-buru. Alhamdulillah, strategi kami berjalan baik di gim penentuan,” ujar Indah usai pertandingan.
Kemenangan ini menjadi langkah positif bagi Adnan/Indah yang tengah berjuang menembus papan atas dunia. Pasangan yang baru dipasangkan kembali awal tahun ini menunjukkan progres menjanjikan.
Dejan/Siti Takluk di Tangan Unggulan Thailand
Berbeda dengan Adnan/Indah, pasangan unggulan Indonesia lainnya, Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja (Dejan/Siti) justru harus menerima kenyataan pahit. Mereka kalah dari pasangan Thailand unggulan ketiga turnamen, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai, dengan skor 17-21, 16-21.
Sejak awal pertandingan, Dejan/Siti tampak kesulitan mengimbangi permainan cepat lawan. Kombinasi dropshot tajam dan serangan balik dari Dechapol/Sapsiree membuat pasangan Indonesia tidak mampu mengembangkan permainan.
Meski beberapa kali sempat mendekatkan skor, Dejan/Siti kurang konsisten menjaga ritme permainan. Terlihat ada tekanan yang membebani keduanya, terutama di poin-poin krusial. Siti, yang biasanya piawai mengatur tempo, kali ini sering terburu-buru dalam mengambil keputusan. Sementara itu, Dejan kerap melakukan error di sektor belakang.
“Kami mengakui bahwa mereka bermain sangat rapi hari ini. Kami mencoba menekan, tapi justru malah terbawa pola main mereka. Banyak hal yang harus kami evaluasi, terutama di kontrol permainan,” ungkap Dejan dalam sesi wawancara.
Kekalahan ini tentu menjadi catatan penting bagi Dejan/Siti yang menargetkan konsistensi di turnamen-turnamen level BWF World Tour Super 500 ke atas. Apalagi, mereka tengah bersaing dalam perebutan poin menuju Olimpiade Paris 2024 yang penentuan terakhirnya masih berlangsung hingga pertengahan tahun.
Analisis Performa: Konsistensi Masih Jadi PR
Perbedaan hasil antara Adnan/Indah dan Dejan/Siti memperlihatkan tantangan nyata di sektor ganda campuran Indonesia. Konsistensi performa masih menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dibenahi oleh pelatih ganda campuran pelatnas Cipayung, Nova Widianto.
Adnan/Indah mampu mengatasi tekanan, memperbaiki kesalahan, dan tetap agresif saat poin-poin kritis. Sementara itu, Dejan/Siti justru terlihat kehilangan kontrol saat tertinggal, padahal pengalaman mereka jauh lebih matang.
Jika ingin bersaing di level elite dunia, setiap pasangan Indonesia harus tampil stabil dari awal hingga akhir pertandingan. Sering kali, kekalahan bukan terjadi karena kualitas permainan yang lebih rendah, melainkan karena mental bertanding yang belum cukup kuat dalam situasi menekan.
Peluang ke Depan: Adnan/Indah Terus Melaju?
Dengan kemenangan ini, Adnan/Indah akan bertemu pemenang antara pasangan dari Jepang atau Taiwan di babak 16 besar. Jika mampu mempertahankan performa, peluang mereka untuk menembus perempat final terbuka lebar.
“Target kami satu per satu. Kami tidak mau terbebani harus sampai babak tertentu. Fokus dulu di pertandingan selanjutnya dan berusaha main lepas,” kata Adnan.
Meskipun belum sepenuhnya matang, pasangan ini dinilai punya potensi besar. Kombinasi permainan net cepat dan agresivitas dari Indah di belakang menjadi kekuatan utama yang patut dikembangkan.
Sementara itu, untuk Dejan/Siti, kekalahan ini seharusnya menjadi alarm agar lebih fokus dan siap menghadapi pasangan-pasangan unggulan dunia. Mereka tidak bisa hanya mengandalkan pengalaman dan teknik semata. Adaptasi, mental bertanding, dan stamina menjadi kunci utama di turnamen elite seperti Malaysia Masters.
Dukungan Netizen dan Harapan Publik
Di media sosial, netizen ramai memberikan dukungan kepada kedua pasangan. Tagar #AyoIndonesia dan #MalaysiaMasters2025 sempat menjadi trending di X (dulu Twitter) kawasan Asia Tenggara. Banyak yang mengapresiasi perjuangan Adnan/Indah, dan tak sedikit pula yang tetap menyemangati Dejan/Siti untuk segera bangkit.
“Namanya pertandingan, ada menang ada kalah. Tapi kita dukung terus perjuangan atlet-atlet kita. Semoga ke depan lebih siap lagi,” tulis salah satu pengguna.
Dukungan publik ini menjadi energi tersendiri bagi para atlet. Dalam situasi kompetisi yang semakin ketat, mental positif sangat dibutuhkan untuk terus berkembang.
Penutup
Hasil Malaysia Masters 2025: Beda Nasib Adnan/Indah dan Dejan/Siti di Babak 32 Besar menjadi gambaran nyata bahwa dunia bulu tangkis tidak pernah memberikan hasil instan. Dibutuhkan kerja keras, konsistensi, dan mental kuat untuk bertahan di level dunia.
Adnan/Indah telah membuktikan kapasitas mereka untuk bersaing. Kini tinggal bagaimana mempertahankan dan meningkatkan performa di babak-babak berikutnya. Sementara itu, Dejan/Siti punya waktu untuk introspeksi dan memperbaiki segala kekurangan demi menyongsong turnamen-turnamen penting ke depan.
Turnamen masih panjang, dan perjuangan Merah Putih belum berakhir. Semoga kemenangan bisa terus ditorehkan oleh wakil-wakil Indonesia di Malaysia Masters 2025. Kita nantikan kejutan-kejutan berikutnya.