Strategibola.com – Musim 2025 menandai era baru bagi Marc Marquez. Setelah lebih dari satu dekade membela Repsol Honda dan mencetak sejarah sebagai salah satu pembalap tersukses di MotoGP, Marquez kini resmi berseragam Ducati lewat tim pabrikan Ducati Lenovo Team. Kepindahan ini mengejutkan banyak pihak, namun menjadi langkah yang telah dipertimbangkan secara matang oleh sang juara dunia delapan kali itu.
Bersama Ducati, Marquez memulai petualangan baru di atas motor Desmosedici, menggantikan tahun-tahun panjangnya bersama RC213V milik Honda. Namun meskipun telah berpindah haluan, satu hal yang tak berubah adalah rasa hormat dan kenangan mendalamnya terhadap tim yang telah membesarkan namanya.
Lebih Dari Sekadar Kontrak: Emosional Tinggalkan Honda

Pembalap Ducati Lenovo Team, Marc Marquez (c) Ducati Corse
Keputusan meninggalkan Honda bukanlah perkara ringan bagi Marc Marquez. Meski banyak yang berspekulasi bahwa alasan utamanya adalah gaji atau performa motor yang tak kompetitif, Marquez menegaskan bahwa keputusan itu lebih bersifat emosional ketimbang material.
Selama lebih dari satu dekade, ia membangun ikatan kuat dengan para mekanik, kru, dan manajemen Honda. Hubungan itu telah berkembang melebihi batas profesional, menjadi persahabatan sejati. Marquez bahkan menyebutkan bahwa momen paling sulit bukan ketika ia menandatangani kontrak baru bersama Ducati, melainkan ketika harus mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang yang sudah seperti keluarga sendiri.
Loyalitas yang Tak Pernah Luntur

Marc Marquez dan kru Repsol Honda di MotoGP 2023 (c) Honda Racing Corporation
Sejak memulai debutnya di MotoGP pada tahun 2013 bersama Honda, Marc Marquez selalu menunjukkan loyalitas tinggi. Ia bahkan sempat menolak tawaran Ducati pada tahun 2016 dan 2019 karena ingin membalas budi kepada Honda yang telah memberinya peluang naik ke kelas premier.
Namun setelah cedera panjang pada 2020 yang membuatnya absen satu musim penuh, performa Honda mulai menurun. RC213V semakin sulit dikendalikan, dan Marquez merasa kariernya stagnan jika tetap bertahan. Meski kontraknya masih tersisa satu musim lagi dengan nilai fantastis sekitar 13 juta euro, ia memilih untuk hengkang.
Gaji Bukan Segalanya, Karier Lebih Penting
Yang menarik, Marc Marquez tidak menandatangani kontrak besar saat pindah ke Gresini Racing sebelum akhirnya membela Ducati pabrikan. Ia bahkan tidak menerima gaji selama semusim, hanya mengandalkan dukungan sponsor pribadi dan kontrak satu tahun. Baginya, kesempatan untuk membuktikan diri kembali dan bersaing di level tertinggi jauh lebih penting daripada nominal di rekening.
Marquez mengakui bahwa uang penting bagi hampir semua orang. Namun dalam kasusnya, menjaga relasi baik dan mengikuti panggilan hati untuk bertarung dan menikmati balapan adalah prioritas utama. Jika ia tak lagi menikmati balapan, ia memilih untuk berhenti.
Keputusan Besar Marc Marquez Setelah Diskusi Panjang

fakta bahwa Marc Márquez mengendarai motor tercepat, ia sudah memberikan tekanan pada dirinya sendiri copyright moto gp
Sebelum mengambil keputusan untuk pindah, Marc Marquez berdiskusi panjang dengan pihak-pihak terdekat, termasuk Honda, Red Bull, dan Repsol. Ia juga berbicara dari hati ke hati dengan para mekanik yang telah mendampinginya selama bertahun-tahun. Percakapan terakhir yang sangat emosional terjadi saat mereka makan malam bersama di Barcelona. Bukan membahas motor atau strategi, melainkan kehidupan dan masa depan.
Kru Honda memberinya nasihat jujur—bahwa ia telah cukup mementingkan mereka selama ini, namun kini saatnya mengutamakan kariernya sendiri. Kata-kata itu menjadi momen pembuka jalan yang akhirnya mengantarkannya pada keputusan pindah ke Ducati.
Marc Marquez dan Ducati: Awal yang Menjanjikan
Kini bersama Ducati, Marquez mulai menunjukkan tajinya. Kemenangan di Qatar, setelah sekian lama tak naik podium utama, membuktikan bahwa keputusannya pindah bukan langkah gegabah. Ia kembali menemukan semangat juangnya, meskipun harus memulai dari bawah, dengan motor lama dan kondisi tim yang berbeda.
Ducati sendiri merasa bangga memiliki dua sosok kuat dalam skuad mereka—Marc Marquez dan juara bertahan Pecco Bagnaia. Kombinasi keduanya menjadikan tim Ducati sebagai kekuatan yang harus diperhitungkan di MotoGP 2025.
Loyal Tapi Realistis
Kisah Marc Marquez adalah gambaran nyata tentang bagaimana seorang atlet besar harus memilih antara loyalitas dan kelangsungan karier. Ia tidak pernah melupakan jasa Honda, bahkan tetap menjaga hubungan baik dengan para kru dan sponsor. Namun sebagai pembalap, ia juga menyadari pentingnya berada dalam lingkungan yang mendukung untuk tetap kompetitif.
Kini, bersama Ducati, Marquez kembali menatap masa depan dengan semangat yang sama seperti saat pertama kali turun di MotoGP. Satu hal yang pasti, di manapun ia berada, nama Marc Marquez akan selalu jadi bagian penting dari sejarah MotoGP.