Strategibola – Indonesia mengirim 996 atlet ke SEA Games 2025 Thailand. Erick Thohir targetkan 80 emas dan posisi tiga besar dengan sistem promosi-degradasi cabor.
Indonesia resmi mengumumkan kekuatan tempurnya untuk SEA Games 2025 di Thailand. Sebanyak 996 atlet akan membawa bendera Merah Putih di ajang olahraga terbesar se-Asia Tenggara tersebut. Menteri Pemuda dan Olahraga, Erick Thohir, menegaskan bahwa gelaran kali ini bukan sekadar festival olahraga, melainkan ujian krusial menuju pentas dunia.
SEA Games 2025 akan menjadi tolak ukur utama pembinaan olahraga nasional. Pemerintah dengan tegas menjadikan event ini sebagai bagian dari proyek jangka panjang menuju Olimpiade Los Angeles 2028. Dukungan besar pun disiapkan, baik dari sisi anggaran maupun sistem pembinaan yang lebih disiplin.

Standar Ketat dan Ancaman Degradasi Cabor
Kemenpora menerapkan standar tinggi untuk seluruh cabang olahraga yang diberangkatkan. Tak ada lagi ruang bagi peserta tanpa kontribusi. Setiap federasi wajib membawa pulang medali, atau bersiap menerima konsekuensi pahit: promosi dan degradasi dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
Erick menegaskan bahwa pemerintah tidak ingin federasi terlena dengan fasilitas negara tanpa membalas prestasi nyata.
“Saya minta seluruh cabor yang berpartisipasi memberikan kontribusi medali. Nantinya akan ada promosi degradasi. Jika tidak sesuai target, silakan masuk ke mandiri,” tegasnya.
Langkah ini diambil demi memastikan bahwa hanya cabor yang benar-benar berpotensi yang mendapat dukungan negara secara penuh.
Target 80 Emas untuk Peringkat Tiga Besar
Indonesia akan turun di 48 dari 51 cabang olahraga yang dipertandingkan. Berdasarkan evaluasi bersama KONI dan NOC, pemerintah menetapkan target minimal 80 medali emas. Jumlah tersebut dinilai cukup realistis untuk mengamankan peringkat tiga besar.
Meskipun beberapa negara seperti Thailand, Filipina, dan Malaysia mengirim kontingen lebih besar, Indonesia tetap percaya diri berdasarkan presentasi proyeksi medali dari tiap cabor.
“Dari hasil paparan cabor emasnya di angka 120, namun hasil evaluasi kami berada di 80-an. Artinya target kita tetap di ranking 3,” ujar Erick.
Pendanaan Meningkat dan Bebas Nepotisme: ‘Haram Atlet Titipan’
Keseriusan pemerintah tercermin dari lonjakan anggaran yang fantastis. Dari yang sebelumnya hanya Rp10 miliar, kini melonjak menjadi Rp66 miliar. Dana tersebut diarahkan khusus untuk kebutuhan teknis dan target prestasi, bukan hal-hal yang tidak relevan.
Erick memastikan bahwa tidak ada atlet atau pelatih titipan dalam kontingen kali ini.
“Tidak ada atlet dan pelatih titipan. Kita target oriented dengan pendanaan seefisien mungkin,” tegasnya.
Peningkatan anggaran ini diharapkan dapat memaksimalkan kesiapan atlet sekaligus mempersempit celah kegagalan.
SEA Games sebagai Batu Loncatan Menuju Olimpiade
Chef de Mission (CdM) Tim Indonesia, Bayu Priawan Djokosoetono, mengonfirmasi bahwa semangat dan motivasi atlet sedang berada pada level tertinggi. Ia telah memantau langsung pusat pelatihan di berbagai daerah dan melihat kesiapan yang cukup menjanjikan.
SEA Games 2025 dianggap sebagai sasaran antara sebelum menatap Asian Games 2026 dan Olimpiade 2028. Hasil dari ajang ini akan menjadi evaluasi besar untuk merumuskan peta jalan pembinaan olahraga nasional jangka panjang.
Erick menutup dengan keyakinan bahwa Thailand akan menjadi titik awal kebangkitan prestasi Indonesia di panggung dunia.
“Keikutsertaan Indonesia di SEA Games 2025 akan menjadi dasar evaluasi menuju roadmap Olimpiade 2028,” pungkasnya.










