Penolakan Visa Atlet Senam Israel, Indonesia Terancam Sanksi dari IOC

Visa Atlet Senam Israel

Strategibola.com – Polemik internasional muncul setelah Indonesia menolak memberikan visa kepada atlet senam asal Israel yang dijadwalkan berkompetisi dalam ajang olahraga resmi. Keputusan ini membuat International Olympic Committee (IOC) mengambil langkah tegas dengan menghentikan semua bentuk dialog dan kerja sama dengan Indonesia terkait penyelenggaraan kegiatan Olimpiade mendatang.

Langkah Tegas IOC

Melalui pertemuan daring pekan ini, Dewan Eksekutif IOC menyatakan kekecewaannya terhadap keputusan Indonesia yang dianggap melanggar prinsip dasar Olimpiade: non-diskriminasi dan netralitas politik.
IOC menegaskan bahwa seluruh atlet, tanpa memandang kewarganegaraan, harus diberi akses untuk berpartisipasi dalam ajang olahraga internasional. Akibatnya, IOC menyarankan semua federasi olahraga dunia untuk tidak menggelar turnamen atau pertemuan resmi di Indonesia sampai ada jaminan bahwa insiden serupa tidak akan terjadi lagi.

“Tindakan ini telah merampas hak atlet untuk berkompetisi secara damai,” bunyi pernyataan resmi IOC dari Lausanne, Swiss.

Respons Tegas Pemerintah Indonesia

Menpora Erick Thohir menanggapi keputusan IOC dengan menegaskan bahwa kebijakan Indonesia berlandaskan pada prinsip kedaulatan, keamanan, dan kepentingan publik. Ia menekankan bahwa negara memiliki hak menentukan siapa yang dapat masuk wilayahnya sesuai dengan hukum nasional dan konstitusi.

“Langkah ini sesuai dengan peraturan yang berlaku dan prinsip UUD 1945. Indonesia tetap menjunjung ketertiban dunia, tapi juga menjaga keamanan nasional,” ujar Erick dalam keterangan resmi.

Pemerintah menilai bahwa sanksi atau tekanan dari IOC tidak akan memengaruhi semangat olahraga nasional. Justru, Indonesia akan terus aktif di berbagai ajang regional seperti SEA Games dan Asian Games, untuk menunjukkan semangat sportivitas di kancah internasional.

Dukungan DPR RI

Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, turut menyayangkan sikap IOC yang dinilai kurang objektif. Menurutnya, keputusan Indonesia bukan bentuk diskriminasi terhadap atlet mana pun, tetapi cerminan sikap moral bangsa yang konsisten mendukung kemerdekaan dan kemanusiaan global.

“Sikap Indonesia bukanlah kebencian terhadap atlet, tapi komitmen terhadap kemanusiaan dan solidaritas bagi rakyat Palestina,” tegas Hetifah.

Ia juga meminta pemerintah, Komite Olimpiade Indonesia (KOI), dan Kemenpora untuk membuka ruang diplomasi agar hubungan dengan IOC bisa dipulihkan tanpa mengorbankan martabat Indonesia.

Menjaga Marwah dan Prinsip

Meski tekanan datang dari lembaga olahraga dunia, pemerintah dan DPR sepakat bahwa Indonesia tidak akan mengorbankan prinsip kedaulatan dan kemanusiaan demi kepentingan politik olahraga. Pemerintah berupaya menjaga keseimbangan antara menjunjung sportivitas dan tetap setia pada konstitusi negara.

Hetifah menambahkan bahwa olahraga seharusnya menjadi sarana memperkuat perdamaian, bukan alat politik internasional. Indonesia, katanya, akan terus memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan tanpa meninggalkan semangat sportivitas yang menjadi jiwa olahraga sejati.

Comments are closed.