Erick Thohir Sarankan PSM Banding Tentang Sanksi Yuran Fernandes

Strategibola.com – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menunjukkan keterkejutannya atas sanksi yang dijatuhkan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI kepada bek PSM Makassar, Yuran Fernandes. Ia pun menyarankan pihak PSM untuk segera menempuh jalur banding guna mendapatkan keadilan atas hukuman yang dianggap berat tersebut.

Komdis PSSI menghukum Yuran Fernandes dengan larangan bermain selama satu tahun di seluruh kompetisi sepak bola Indonesia. Selain itu, Komdis juga menjatuhkan denda sebesar Rp25 juta kepada pemain asal Tanjung Verde tersebut. Hukuman ini berkaitan langsung dengan kritik keras yang dilontarkan Yuran terhadap sepak bola Indonesia setelah laga antara PSM Makassar dan PSS Sleman pada Minggu (3/5).

Kritik itu bermula ketika wasit menganulir gol yang dicetak Yuran, dalam pertandingan yang berakhir dengan kekalahan 1-3 untuk PSM Makassar. Merasa kecewa, Yuran menyampaikan pendapatnya secara terbuka kepada media.

“Sepak bola di Indonesia hanya candaan, makanya level dan korupsinya akan tetap sama,” ujar Yuran dengan nada tajam.

“Jika Anda ingin menghasilkan uang, Anda bisa datang ke Indonesia. Tapi jika Anda ingin bermain sepak bola yang serius, menjauhlah dari Indonesia,” lanjutnya.

Komentar pedas Yuran pun memicu reaksi keras dari Komdis PSSI yang akhirnya memutuskan untuk memberi sanksi berat. Namun, reaksi dari Ketua Umum PSSI justru mencerminkan ketidaksetujuannya atas keputusan tersebut.

Erick Thohir: Komdis PSSI Tidak Bisa Diintervensi

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, menjelaskan bahwa Erick Thohir sudah memaafkan Yuran Fernandes bahkan sebelum Komdis menjatuhkan putusan. Erick merasa kritik Yuran, meskipun keras, seharusnya tidak dibalas dengan sanksi ekstrem.

“Ketua Umum PSSI sudah memaafkan Yuran sejak awal. Maka tak heran kalau beliau terkejut dengan keputusan Komdis,” kata Arya saat menjelaskan sikap Erick.

Meskipun demikian, Arya menegaskan bahwa Komdis PSSI adalah lembaga independen yang tidak dapat dipengaruhi oleh pengurus federasi, termasuk oleh ketua umum sekalipun. Ia menekankan bahwa keputusan Komdis sepenuhnya berada di bawah kewenangan mereka sendiri, sebagaimana ketentuan dalam regulasi FIFA dan PSSI.

“Komdis itu independen dan pengurus PSSI tidak bisa mengintervensi. Mereka adalah pengadil yang bekerja secara mandiri. Semua keputusan ada di tangan mereka, sesuai dengan aturan sepak bola profesional,” jelas Arya.

PSM Diminta Tempuh Jalur Banding

Melihat posisi yang sulit, Erick Thohir tidak tinggal diam. Ia menyarankan PSM Makassar untuk segera mengajukan banding kepada Komite Banding (Komding) PSSI. Langkah ini menjadi satu-satunya cara resmi untuk meninjau ulang keputusan Komdis.

“Langkah terbaik yang disarankan Ketum adalah melakukan banding ke Komite Banding,” tambah Arya Sinulingga, yang juga menjabat sebagai Staf Khusus Menteri BUMN Bidang Strategi Komunikasi.

Saran Erick Thohir itu diharapkan bisa memberi angin segar bagi PSM dan Yuran Fernandes. Apalagi, publik menilai sanksi tersebut terlalu keras untuk sebuah kritik, meskipun disampaikan dalam situasi emosional.

Yuran Fernandes Jadi Sorotan

Sanksi terhadap Yuran menimbulkan banyak diskusi di kalangan pencinta sepak bola nasional. Tak sedikit yang menilai bahwa hukuman tersebut tidak proporsional dan justru dapat membatasi kebebasan berpendapat pemain. Di sisi lain, ada pula yang menganggap Yuran harus lebih bijak dalam menyampaikan kritik, apalagi sebagai pemain asing yang bermain di kompetisi nasional.

Namun yang jelas, kasus ini memunculkan pertanyaan besar tentang keseimbangan antara kedisiplinan dan kebebasan berekspresi dalam dunia olahraga. Dalam sepak bola modern, kritik dari pemain sering kali menjadi bagian dari dinamika olahraga yang sehat, asalkan dilakukan dalam koridor yang tepat.

Upaya Erick Thohir Menjaga Integritas dan Keadilan

Sebagai pemimpin tertinggi di PSSI, Erick Thohir terus berupaya menjaga marwah organisasi sembari memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil tetap berpihak pada keadilan. Meskipun ia tidak memiliki kuasa untuk membatalkan keputusan Komdis, Erick tetap menunjukkan komitmennya dengan memberi ruang bagi proses banding.

Langkah ini dinilai sebagai bentuk tanggung jawab Erick dalam menjaga kepercayaan publik terhadap federasi sepak bola Indonesia. Ia tidak ingin federasi kehilangan simpati karena dianggap tidak memberikan perlindungan yang adil bagi para pemain.

Di sisi lain, rekomendasi Erick agar PSM menempuh jalur banding juga menjadi sinyal bahwa PSSI membuka ruang untuk koreksi. Mekanisme banding merupakan prosedur resmi yang disediakan untuk memastikan keadilan, jika ditemukan kejanggalan atau keberatan atas putusan awal.

Sumber : Bola

Comments are closed.