Strategibola-Tur pramusim seringkali menjadi ajang uji coba dan adaptasi, namun ketika dua raksasa Eropa seperti AC Milan dan Liverpool bertemu di Asia, pertandingan berubah menjadi lebih dari sekadar latihan. Dalam laga pembuka tur Asia mereka, AC Milan sukses memberikan kejutan dengan memaksa Liverpool menelan kekalahan di hadapan ribuan penggemar yang memadati stadion.
Dengan skor akhir yang menegaskan dominasi, AC Milan paksa Liverpool buka tur Asia dengan kekalahan, dan ini tentu menjadi bahan evaluasi serius bagi tim asuhan Jürgen Klopp.
Pertandingan Sarat Gengsi di Negeri Orang
Laga yang digelar di Stadion Nasional Singapura ini disambut antusias oleh para penggemar sepak bola dari berbagai penjuru Asia Tenggara. Atmosfer stadion terasa seperti final Liga Champions—bendera, nyanyian, dan semangat luar biasa mewarnai setiap detik pertandingan.
Sejak peluit awal dibunyikan, AC Milan tampil percaya diri. Stefano Pioli menurunkan kombinasi antara pemain inti dan muda, sementara Klopp memilih melakukan rotasi untuk memberi menit bermain pada beberapa pemain pelapis. Namun, keputusan tersebut tampaknya menjadi bumerang bagi Liverpool.
Babak Pertama: Milan Langsung Tancap Gas
AC Milan membuka keunggulan pada menit ke-18 lewat gol Rafael Leão yang memanfaatkan kelengahan lini pertahanan Liverpool. Umpan terobosan dari Ismaël Bennacer dengan mudah dikonversi Leão menjadi gol, membuat pendukung Milan bersorak riuh.
Liverpool mencoba merespons melalui pergerakan cepat Mohamed Salah dan Darwin Núñez, namun kokohnya lini belakang Milan yang digalang oleh Fikayo Tomori membuat serangan The Reds tak berbuah gol.
Gol kedua datang pada menit ke-39 melalui skema tendangan sudut. Bola liar yang gagal diantisipasi Alisson Becker disambar oleh Olivier Giroud. Skor 2-0 bertahan hingga turun minum, dan jelas menunjukkan bahwa AC Milan tidak main-main dalam tur Asia ini.
Babak Kedua: Perubahan Strategi Klopp Tak Cukup
Memasuki babak kedua, Klopp memasukkan sejumlah pemain inti seperti Trent Alexander-Arnold dan Alexis Mac Allister untuk meningkatkan intensitas permainan. Liverpool mulai mendominasi penguasaan bola, tetapi mereka tetap kesulitan menembus pertahanan Milan yang disiplin.
Pada menit ke-67, Liverpool memperkecil ketertinggalan melalui gol Darwin Núñez setelah menerima umpan silang dari Luis Díaz. Sayangnya, momentum itu tidak bertahan lama. Beberapa menit kemudian, Milan kembali mencetak gol ketiga melalui tembakan jarak jauh Tijjani Reijnders yang mengejutkan penjaga gawang Liverpool.
Hingga peluit akhir dibunyikan, skor 3-1 bertahan dan mengukuhkan fakta bahwa AC Milan paksa Liverpool buka tur Asia dengan kekalahan telak.
Evaluasi dan Pelajaran Bagi Liverpool
Kekalahan ini tentu menjadi alarm bagi Liverpool, meski hanya laga pramusim. Tur Asia bukan hanya tentang membangun koneksi global atau menjual merchandise, tapi juga kesempatan membentuk chemistry, mengasah strategi, dan menguji kedalaman skuad.
Klopp, dalam konferensi pers usai laga, mengakui bahwa timnya tampil di bawah ekspektasi. Ia menegaskan perlunya peningkatan performa, khususnya dalam transisi bertahan dan efektivitas serangan.
“Ini bukan hasil yang kami harapkan, tapi justru ini momen penting untuk belajar. Milan tampil sangat solid dan terorganisir,” ujar Klopp.
Kebangkitan Milan dan Pesan untuk Musim Baru
Sebaliknya, kemenangan ini menjadi angin segar bagi AC Milan yang tengah membangun ulang tim setelah musim lalu yang kurang konsisten. Stefano Pioli memuji performa anak asuhnya dan menyatakan bahwa kemenangan atas tim sekelas Liverpool membuktikan kesiapan Milan untuk bersaing di level tertinggi.
“Bagi kami, ini bukan sekadar kemenangan pramusim. Ini adalah pernyataan bahwa Milan siap menghadapi musim baru dengan semangat juang dan determinasi tinggi,” ujar Pioli dengan penuh keyakinan.
Kesimpulan
Dalam tur Asia yang seharusnya menjadi panggung penyegaran dan promosi klub, hasil pertandingan justru menambah bobot rivalitas antara dua klub legendaris ini. Dengan AC Milan paksa Liverpool buka tur Asia dengan kekalahan, kita menyaksikan bahwa semangat kompetitif tetap membara, bahkan di laga-laga pramusim.
Kemenangan ini menempatkan AC Milan sebagai salah satu tim yang patut diwaspadai menjelang musim kompetisi Eropa. Sementara bagi Liverpool, pertandingan ini adalah cambuk awal untuk segera memperbaiki diri dan kembali ke performa terbaik.