Romelu Lukaku Bongkar Masa-Masa Menyakitkan di Chelsea, Dipaksa Ganti Pakaian di Ruang Ganti Tim Akademi

strategibola-Romelu Lukaku, striker tajam yang kini membela AS Roma, kembali mengungkap pengalaman pahitnya saat berseragam Chelsea. Dalam sebuah wawancara eksklusif, Lukaku membagikan kisah kelamnya, termasuk momen di mana ia harus berganti pakaian di ruang ganti tim akademi. Yup, bintang sekelas Lukaku pun pernah merasakan perlakuan yang bikin hati miris!

Mimpi yang Berubah Jadi Mimpi Buruk

Lukaku pertama kali bergabung dengan Chelsea pada 2011, saat masih remaja. Datang dengan status wonderkid dari Anderlecht, ia berharap bisa berkembang di klub impiannya. Sayangnya, kenyataan tidak seindah ekspektasi. Alih-alih menjadi bintang utama, Lukaku justru sering dicadangkan dan lebih banyak dipinjamkan ke klub lain.

Namun, momen paling menyakitkan baginya bukan hanya kurangnya menit bermain, tapi perlakuan yang ia dapatkan di balik layar. “Saya pernah dipaksa berganti pakaian di ruang ganti akademi, padahal saya adalah pemain tim utama,” ungkapnya. Hal ini membuatnya merasa diasingkan dan tidak dihargai oleh klub.

Rasa Tidak Dianggap di Chelsea

Lukaku sempat kembali ke Chelsea pada 2021 dengan transfer mahal dari Inter Milan. Fans berharap ia bisa menjadi tumpuan serangan The Blues. Tapi lagi-lagi, skenarionya tak sesuai harapan. Meski sempat tampil apik di awal musim, hubungannya dengan pelatih Thomas Tuchel memburuk. Lukaku akhirnya kehilangan tempatnya di tim utama dan lebih sering menjadi cadangan.

“Saya merasa tidak dianggap. Saya datang dengan ambisi besar, tapi saya malah diperlakukan seperti pemain cadangan yang tidak punya masa depan di klub,” ujarnya.

Lepas dari Chelsea, Lukaku Bangkit Lagi

Setelah perjuangan panjang di Chelsea yang tak kunjung membuahkan hasil, Lukaku akhirnya pergi ke AS Roma dengan status pinjaman. Di bawah asuhan Jose Mourinho, Lukaku kembali menemukan performanya dan menjadi andalan di lini serang Giallorossi.

“Sekarang saya merasa lebih dihargai. Saya bisa bermain dengan kebebasan dan membuktikan kualitas saya di lapangan,” katanya dengan penuh semangat.

Meski kenangan di Chelsea menyakitkan, Lukaku tidak ingin larut dalam masa lalu. Baginya, setiap pengalaman adalah pelajaran berharga yang membentuknya menjadi pemain yang lebih kuat.

Chelsea, Klub Besar dengan Masalah Internal?

Kisah Lukaku ini bukan pertama kalinya terjadi di Chelsea. Sebelumnya, beberapa pemain top seperti Kevin De Bruyne dan Mohamed Salah juga mengalami nasib serupa—kurang mendapatkan kepercayaan sebelum akhirnya bersinar di tempat lain.

Banyak yang mempertanyakan, apakah Chelsea memiliki masalah dalam mengelola pemain berbakat? Apakah kebijakan transfer dan rotasi pemain mereka terlalu kejam hingga membuat bintang-bintang potensial merasa tidak dihargai?

Lukaku Punya Pesan untuk Pemain Muda

Di akhir wawancara, Lukaku memberikan pesan kepada pemain muda yang sedang merintis karier di klub besar: “Jangan biarkan perlakuan buruk merusak mentalmu. Jika tidak dihargai, jangan takut untuk pergi dan membuktikan diri di tempat lain.”

Kini, Lukaku terus menunjukkan kualitasnya di Roma dan membungkam kritik yang dulu meragukan kemampuannya. Dari pengalaman pahit di Chelsea, ia bangkit dan kembali menjadi striker yang ditakuti.

Bagaimana menurut kalian? Apakah Chelsea memang terlalu keras dalam memperlakukan pemainnya?

Comments are closed.