Strategibola-Julian Alvarez akhirnya angkat bicara! Striker asal Argentina ini blak-blakan soal keputusannya meninggalkan Manchester City dan bergabung dengan Atletico Madrid. Ternyata, ada beberapa faktor yang membuatnya tidak betah di bawah asuhan Pep Guardiola. Apa sebenarnya yang terjadi? Simak ulasan lengkapnya!
Kurang Kesempatan, Bakat Terpendam?
Julian Alvarez sebenarnya tampil cukup impresif sejak bergabung dengan Manchester City pada 2022. Namun, dengan keberadaan Erling Haaland sebagai ujung tombak utama, Alvarez sering kali hanya menjadi pelapis. Meski selalu menunjukkan kualitasnya saat diberikan kesempatan, ia merasa tidak cukup mendapatkan menit bermain yang diinginkan.
“Saya selalu berusaha memberikan yang terbaik, tapi terkadang sulit ketika Anda tidak mendapatkan waktu bermain yang cukup untuk membuktikan kemampuan sepenuhnya,” ungkap Alvarez dalam wawancara eksklusif.
Situasi ini semakin sulit bagi Alvarez mengingat usianya yang masih muda dan ambisinya yang besar untuk menjadi pemain kunci dalam tim besar.
Filosofi Guardiola: Tidak Semua Cocok!
Bukan rahasia lagi kalau Pep Guardiola adalah salah satu pelatih terbaik di dunia, tetapi filosofi permainannya tidak selalu cocok untuk semua pemain. Alvarez merasa bahwa gaya permainan City yang sangat berbasis penguasaan bola dan umpan-umpan pendek kurang memaksimalkan potensinya sebagai penyerang yang eksplosif dan agresif.
“Saya lebih suka bermain dalam sistem yang memberi saya lebih banyak kebebasan bergerak dan eksploitasi ruang. Di Atletico Madrid, saya merasa lebih bisa mengekspresikan permainan saya,” kata Alvarez.
Diego Simeone dikenal sebagai pelatih yang suka memaksimalkan kerja keras dan serangan balik cepat—gaya yang lebih cocok dengan karakter Alvarez. Hal ini menjadi salah satu alasan kuat mengapa ia memilih pindah ke La Liga.
Atletico Madrid: Babak Baru, Tantangan Baru!
Keputusan pindah ke Atletico Madrid bukan hanya soal mencari menit bermain lebih banyak, tetapi juga kesempatan untuk berkembang sebagai pemain utama. Alvarez menyebut bahwa sejak kedatangannya ke Wanda Metropolitano, ia merasa lebih dihargai dan mendapat peran yang lebih sesuai dengan potensinya.
“Saya ingin terus berkembang, dan saya merasa di Atletico saya memiliki peluang yang lebih besar untuk mencapai level tertinggi saya,” ujarnya.
Para penggemar Atletico pun menyambut kedatangannya dengan antusias. Dengan gaya permainan agresif khas Simeone, Alvarez bisa menjadi senjata mematikan di lini depan Los Rojiblancos.
Pelajaran dari Manchester City
Meskipun merasa tidak betah di Manchester City, Alvarez tetap mengakui bahwa bermain di bawah asuhan Pep Guardiola adalah pengalaman berharga. Ia belajar banyak tentang taktik, disiplin, dan bagaimana menjadi pemain yang lebih komplet.
“Saya tidak punya dendam apa pun terhadap Manchester City. Itu adalah pengalaman luar biasa dan saya bersyukur telah bermain bersama tim hebat serta pelatih seperti Pep. Tapi sekarang, saya fokus pada masa depan dan tantangan baru di Atletico,” tutupnya.
Dengan motivasi tinggi dan dukungan dari Diego Simeone, Julian Alvarez siap membuktikan diri di La Liga. Apakah ia bisa bersinar lebih terang di Atletico Madrid? Kita tunggu aksinya!